Ini Tanda-tanda Makanan Gorengan Tak Boleh Dimakan Lagi
Bagaimana tanda-tanda makanan gorengan tak boleh dimakan lagi? Meski rasanya memang menggugah selera, terlalu sering mengonsumsi gorengan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Kebiasaan ini berpotensi memicu penyakit kronis, termasuk kanker.
Tempe, tahu, dan ayam merupakan sumber makanan bergizi apabila diolah dengan cara dikukus atau direbus. Namun, banyak orang tetap memilih menggorengnya karena dianggap lebih enak. Sayangnya, cara memasak tersebut justru menurunkan kandungan nutrisi bahan makanan dan menambah kalori serta lemak.
Tanda-tanda Makanan Gorengan Tak Boleh Dimakan Lagi
Cari tahu tanda-tanda makanan gorengan tak boleh dimakan lagi, sehingga kesehatan tetap terjaga. Berikut tanda-tandanya:
1. Muncul Bau Tidak Sedap dari Makanan
Makanan yang masih segar umumnya memiliki aroma khas yang sedap. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, makanan akan mulai berubah bau. Seiring berjalannya waktu, makanan yang tidak segera dikonsumsi akan menimbulkan aroma tidak enak atau bahkan bau busuk.
Biasanya, bau ini cukup tajam sehingga Anda bisa langsung mengenali bahwa makanan tersebut sudah tidak layak dimakan. Salah satu jenis makanan yang cepat mengeluarkan bau busuk ketika basi yaitu ikan.
2. Rasa Makanan Kecut atau Asam
Perubahan rasa dapat menjadi tanda bahwa makanan sudah basi. Hal ini umum terjadi pada berbagai jenis lauk. Salah satu ciri khas makanan yang sudah basi yaitu timbulnya rasa asam atau kecut.
3. Warna Makanan Berubah
Anda dapat mengetahui apakah makanan sudah basi berdasarkan perubahan warnanya. Makanan yang masih segar biasanya memiliki warna yang cerah dan menarik. Namun, setelah mulai rusak, beberapa jenis makanan akan tampak lebih pucat atau tidak cerah.
Ciri-ciri Gorengan Berbahaya
Masih seputar tanda-tanda makanan gorengan tak boleh dimakan, kenali juga ciri-ciri gorengan berbahaya. Pahami perbedaan antara gorengan yang dibuat dengan bahan normal dan gorengan yang diduga mengandung plastik atau sudah tidak layak dimakan melalui ciri-cirinya berikut ini:
1. Memiliki Warna Mengkilat
Gorengan yang tampak mengkilap biasanya menandakan penggunaan minyak yang telah dicampur plastik. Hindari membeli gorengan yang warnanya terlalu kuning keemasan dan terlihat tidak wajar.
2. Terdapat Bercak Putih Pada Gorengan
Apabila Anda melihat bercak putih di permukaan gorengan, itu bisa berasal dari plastik yang dilelehkan ke dalam minyak. Karena tidak meleleh sempurna, plastik tersebut menggumpal dan menempel pada kulit gorengan.
3. Gorengan Terasa Renyah Tapi Sedikit Pahit
Pernah membeli gorengan yang sudah lama dibeli namun masih renyah dan justru terasa agak pahit? Itu bisa menandakan adanya campuran kapur pada adonan. Penggunaan kapur membuat gorengan tetap renyah meski sudah dingin selama berjam-jam.
4. Gorengan Memiliki Aroma Menyengat
Gorengan yang mengeluarkan bau menyengat dan rasanya tidak wajar kemungkinan mengandung MSG atau penyedap dalam jumlah berlebihan. Konsumsi MSG yang terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan, jadi sebaiknya hindari membeli gorengan seperti ini.
Bahaya Makanan Gorengan
Terdapat sejumlah risiko kesehatan dari konsumsi gorengan yang perlu Anda ketahui, berikut di antaranya:
1. Menimbulkan Kelebihan Berat Badan
Makanan yang digoreng cenderung menyerap banyak minyak, sehingga kalorinya meningkat. Semakin tinggi asupan kalori harian, semakin besar pula kemungkinan seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
2. Memicu Penyakit Jantung
Gorengan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pola konsumsi ini berkaitan dengan meningkatnya peluang obesitas, yang merupakan faktor pemicu gangguan jantung.
Minyak yang dipakai menggoreng biasanya mengandung lemak trans yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol tinggi menjadi salah satu penyebab utama berbagai masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.
3. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Makanan yang digoreng kerap dibalut tepung, sehingga kandungan kalori, karbohidrat, dan lemak tidak sehatnya semakin tinggi.
Asupan lemak berlebih tidak hanya memicu kenaikan berat badan, tetapi juga dapat memperbesar risiko munculnya diabetes tipe 2, baik pada orang dewasa, anak-anak, maupun ibu hamil.
4. Meningkatkan Risiko Kanker
Gorengan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, termasuk kanker usus besar. Salah satu pemicunya yaitu terbentuknya akrilamida, zat yang muncul saat makanan bertepung diproses pada suhu tinggi.
Kentang goreng atau ayam yang dibalur tepung berpotensi menghasilkan akrilamida lebih banyak. Apabila dikonsumsi terlalu sering, zat ini bisa memicu beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium. Selain itu, lemak trans pada gorengan dapat meningkatkan senyawa penyebab peradangan di tubuh, yang ikut berperan dalam berkembangnya sel-sel kanker.
Tips Menghindari Bahaya Makan Gorengan
Bagi Anda yang masih ingin menikmati makanan yang digoreng, berikut beberapa tips menghindari bahaya makan gorengan:
1. Ganti dengan Minyak yang Lebih Sehat
Untuk mengurangi dampak buruk gorengan, Anda bisa mulai menggunakan minyak zaitun, minyak kelapa, atau minyak alpukat. Sebaliknya, hindari minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak kedelai, jagung, kanola, wijen, dan bunga matahari, karena kurang cocok untuk proses penggorengan.
Selain memilih jenis minyak, pastikan tidak memakai minyak yang sama berulang kali. Sebaiknya menggunakan minyak sekali saja untuk mengurangi potensi risiko kesehatan.
2. Perhatikan Teknik Penggorengan
Agar minyak tidak terlalu terserap ke dalam makanan, gunakan suhu penggorengan ideal antara 176–190°C. Termometer khusus dapat membantu memastikan suhu yang tepat. Suhu yang terlalu tinggi dapat menghasilkan radikal bebas, sedangkan suhu yang terlalu rendah membuat minyak meresap lebih banyak ke dalam makanan. Setelah digoreng, tiriskan makanan di atas tisu dapur agar minyak berlebih dapat diserap.
Mengetahui tanda-tanda makanan gorengan tak boleh dimakan lagi sangat penting untuk menjaga kesehatan. Gorengan yang sudah berubah warna, berbau tengik, terasa lembek, atau mengandung banyak minyak bekas biasanya menandakan kualitasnya telah menurun dan tidak layak dikonsumsi. Mengabaikan tanda-tanda tersebut, dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan hingga paparan zat berbahaya dari minyak yang sudah rusak.

