Segera Cek, Ini 5 Tanda Bayi Tertular HIV dari Orang Tuanya

Izzul Millati
1 Desember 2025, 12:36
bayi terkena hiv aids
https://unsplash.com/id/foto/menguap-bayi-WbC9XIlQb4k
bayi terkena hiv
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Penularan HIV dari orang tua ke bayi dapat terjadi selama masa kehamilan, proses persalinan, maupun saat menyusui. Kondisi ini dikenal sebagai mother-to-child transmission dan menjadi salah satu penyebab infeksi HIV pada kelompok usia sangat muda. 

Deteksi dini memegang peran penting agar bayi mendapatkan perawatan optimal sejak awal kehidupannya. Tanpa penanganan yang tepat, infeksi dapat berkembang cepat dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan.

Memahami tanda bayi tertular HIV merupakan langkah awal dalam upaya pencegahan maupun intervensi dini. Informasi yang tepat membantu orang tua, keluarga, serta tenaga kesehatan melakukan identifikasi risiko sejak dini. 

Hal ini penting karena gejala HIV pada bayi seringkali tampak seperti penyakit bisa sehingga mudah disalah artikan sebagai penyakit umum. Pemantauan yang cermat dan pemeriksaan medis diperlukan agar proses diagnosis berjalan akurat.

Tanda Bayi Terkena HIV dari Orang Tuanya

Tanda bayi yang terkena HIV  dapat menunjukkan gejala yang berbeda satu sama lain. Beberapa bayi menunjukkan tanda sejak awal kelahiran, sedangkan tanda pada bayi lain bisa saja muncul setelah beberapa bulan lahir. 

Daftar berikut ini dapat menjadi rujukan awal dalam mengenali tanda bayi tertular HIV. Akan tetapi, pemeriksaan laboratorium tetap perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi ada tidaknya penyakit ini. 

1. Pertumbuhan yang Terhambat

Pertumbuhan yang tidak sesuai kurva standar sering menjadi indikator awal terjadinya infeksi. Kondisi ini mencakup berat badan sulit naik, tubuh tampak lebih kecil dari rata-rata, hingga masalah perkembangan motorik. Pada beberapa kasus, hambatan pertumbuhan muncul bersamaan dengan penurunan nafsu makan sehingga mempengaruhi kondisi fisik keseluruhan.

2. Infeksi Berulang

Bayi yang mengalami infeksi berulang dapat menunjukkan gejala seperti pneumonia, infeksi telinga atau infeksi kulit yang tidak kunjung membaik. Sistem imun bayi dengan HIV cenderung lebih lemah sehingga kuman yang hinggap mudah menyebabkan penyakit. 

3. Sariawan Berat dan Berkepanjangan

Sariawan yang muncul secara terus-menerus menandakan adanya gangguan pada sistem kekebalan. Infeksi jamur seperti candida dapat berkembang di mulut dan tenggorokan, membuat bayi sulit menyusu. Kondisi ini sering kali membutuhkan penanganan lebih intens karena rentan kambuh, terutama pada bayi dengan sistem imun yang belum matang.

4. Pembesaran Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening yang membesar dapat teraba di area leher, ketiak atau lipatan paha. Pembesaran ini muncul sebagai respon tubuh terhadap infeksi yang terus berlangsung. Walaupun pembesaran kelenjar dapat disebabkan banyak hal, kondisi ini tetap menjadi salah satu tanda bayi tertular HIV, terutama jika disertai gejala lain seperti demam atau infeksi berulang.

5. Gangguan pada Fungsi Pernapasan

Masalah pernapasan yang muncul seperti pneumonia, merupakan gejala pada bayi yang terinfeksi HIV. Infeksi paru pada bayi dengan kondisi ini dapat semakin cepat memburuk karena kemampuan tubuh melawan virus dan bakteri menurun. Pada kasus tertentu, kondisi ini dapat menimbulkan sesak nafas atau batuk kronis..

Pentingnya Pemeriksaan dan Penanganan Dini

Penanganan dini menjadi kunci untuk meningkatkan peluang hidup bayi yang terinfeksi. Pemeriksaan seperti polymerase chain reaction (PCR) digunakan untuk memastikan diagnosis pada usia sangat muda. Hasil pemeriksaan membantu tim medis menentukan terapi yang tepat, termasuk antiretroviral therapy (ART) untuk menekan perkembangan virus.

Selain itu, pemantauan pertumbuhan, imunisasi lengkap, serta pengaturan nutrisi diperlukan untuk memastikan bayi tetap berada pada kondisi optimal. Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya penanganan agar bayi memiliki peluang berkembang secara normal meskipun menghadapi risiko infeksi.

Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Orang Tua ke Bayi

Pencegahan berikut ini dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama kehamilan:

  • Pemeriksaan pra kehamilan menjadi langkah awal yang sangat penting bagi calon ibu dengan risiko infeksi HIV. Pemeriksaan ini mencakup tes HIV, penilaian kondisi imun, serta evaluasi kesehatan reproduksi. Hasil pemeriksaan membantu tenaga medis merencanakan terapi apa yang diperlukan sebelum kehamilan.
  • Tes HIV yang dilakukan pada awal masa kehamilan memungkinkan deteksi dini terhadap kondisi ibu. Pemeriksaan dapat diulang pada trimester berikutnya apabila berada dalam kelompok risiko tinggi.
  • Penggunaan antiretroviral menjadi cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko penularan HIV. Terapi ini membantu mengendalikan jumlah virus dalam tubuh sehingga tidak mudah menular kepada bayi.
  • Pemberian ASI memerlukan pertimbangan medis karena HIV dapat menular melalui cairan tubuh tersebut. Tenaga medis akan memberikan rekomendasi berdasarkan kondisi virus dalam tubuh ibu, termasuk kemungkinan penggunaan susu formula.

Kesadaran mengenai tanda bayi tertular HIV diharapkan membantu berbagai pihak memperhatikan kondisi kesehatan bayi secara lebih cermat. Dengan kombinasi edukasi, deteksi dini dan akses perawatan medis yang memadai, risiko komplikasi jangka panjang dapat diminimalkan sehingga bayi memiliki kesempatan tumbuh dengan lebih sehat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan