Kakek Terkaya di RI Masuk ke Smelter Aluminium Grup Adaro
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melalui anak perusahaannya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), menandatangani pengambilan saham bersyarat dengan Aumay Mining Pte. Ltd dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). Transaksi yang dilakukan pada 20 Desember 2022 itu untuk pengembangan smelter aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara).
Nantinya KAI akan menerbitkan 925.748 saham baru dengan nilai Rp 925,8 miliar yang akan diambil oleh Aumay Mining dan Cita Mineral Investindo. Setelah perjanjian tersebut, kepemilikan KAI adalah sebagai berikut Adaro Minerals 65% (melalui anak perusahaannya), Aumay 22,5%, dan CITA 12,5%.
Sebagai informasi, proyek perdana pengembangan smelter aluminium ini akan menghasilkan 500.000 ton aluminium pada tahap pertama per tahun saat tanggal operasi komersial.
Setelah ketiga tahap rampung, perseroan melalui KAI akan menghasilkan 1,5 hingga 2 juta ton aluminium dan memungkinkan smelter aluminium ini menjadi segmen pendapatan terbesar perseroan.
Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan, Adaro Minerals melakukan diversifikasi usaha melalui pengembangan proyek perdana di Kaltara.
“Melalui KAI, smelter aluminium kami akan menghasilkan komponen utama bagi industri baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan. Selain itu, melalui proyek ini kami dapat melakukan ekspansi usaha serta diversifikasi pendapatan melalui proyek peningkatan nilai, meningkatkan produksi aluminium Indonesia, serta berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik,” ujar Christian dalam keterangan resminya dikutip Jumat (23/12).
Adapun pembangunan jetty dan infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai. Perseroan memperkirakan bahwa tahap pertama proyek ini akan rampung pada semester pertama 2025 dengan perkiraan waktu pembangunan sekitar 24 bulan.
Secara terpisah, Direktur Cita Mineral Investindo Yusak Lumba Pardede menjelaskan, pada tanggal 20 Desember 2022, perseroan bersama dengan KAI, Aumay Mining, dan PT Adaro Indo Aluminium (AIA) yang seluruhnya merupakan pihak ketiga dari perseroan, telah menandatangani perjanjian pengambilan saham bersyarat di mana perseroan dan Aumay akan melakukan pengambilan saham baru yang diterbitkan oleh KAI.
“KAI akan menerbitkan 925.748 saham baru yang mana sebanyak 330.624 saham baru akan diambil bagian oleh perseroan,” sebut Yusak.
Dia menambahkan, dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru tersebut akan digunakan oleh KAI untuk perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan pabrik pengolahan aluminium (aluminium smelter plant) dengan kapasitas hingga 2 MTPA (juta ton per tahun) milik KAI yang akan berlokasi di Kalimantan Industrial Park Indonesia, Kabupaten Bulungan, Kaltara.
Sebagai informasi, Cita Mineral Investindo adalah emiten pertambangan bauksit yang mayoritas sahamnya dipegang oleh PT Harita Jayaraya (Harita Group) sebesar 60,64%. Harita Jayaraya adalah perusahaan milik Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, berusia 94 tahun, orang terkaya ke-20 di Indonesia versi The Real-Time Billionaires Forbes dengan kekayaan US$ 1,1 miliar. Dia disebut-sebut juga sebagai kakek terkaya di Indonesia.