Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Harga Emas Masih Naik Lagi?

Lona Olavia
17 Maret 2023, 14:45
Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Harga Emas Masih Naik Lagi?
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.
Pedagang menata perhiasan emas murni di salah satu tempat penjualan emas Kota Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (26/3/2020). Para pedagang emas dikawasan itu mengaku, harga penjualan emas murni sejak sebulan terakhir kembali naik dari Rp 2.150.000 per mayam atau 3,3 gram menjadi Rp 2.750.000 per mayam dan diperkirakan akan terus naik dipicu meningkatnya harga emas dunia.

Potensi krisis perbankan yang menimpa beberapa bank Amerika Serikat dan Swiss mendorong permintaan atas aset safe haven melonjak. Bahkan harga emas siap untuk mencatatkan minggu terkuatnya dalam dua bulan terakhir imbas kekhawatiran akan resesi yang membayangi.

Hal itu terjadi meski ada intervensi pemerintah dan bailout terhadap bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Namun nampaknya pasar masih tetap gelisah terhadap krisis perbankan yang lebih luas.

Harga emas juga diuntungkan oleh keraguan apakah Federal Reserve memiliki ruang yang cukup untuk terus menaikkan suku bunga mengingat ada tekanan yang meningkat terhadap perekonomian. 

Hal ini juga membuat para trader signifikan mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed, menjelang rapat minggu depan. Pasar memperkirakan hampir 90% kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), lebih kecil dari ekspektasi sebelumnya untuk kenaikan 50 bps.

Hal ini membebani dolar AS namun menguntungkan pasar logam. Alhasil harga emas spot pagi ini naik sedikit di US$ 1.920,12/oz, sedangkan emas berjangka naik 0,1% di US$ 1.923,95/oz. Kedua instrumen ini diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak awal Januari, dan naik hampir 3% untuk minggu ini.

Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, meredanya kekhawatiran perbankan AS dan Eropa pada Kamis memicu reli saham dan mengurangi permintaan safe haven untuk logam mulia. Begitujuga dengan imbal hasil obligasi global yang lebih tinggi pada Kamis membebani harga logam. Dolar yang lebih lemah pada Kamis membatasi penurunan harga logam.

“Jadi jika dikatakan akan mempengaruhi tren jangka panjang, kemungkinan tidak. Beberapa bank yang bermaslah terlihat mendapat bailout yang cepat,” katanya kepada Katadata, Jumat (17/3).

Sutopo mengatakan, harga emas tahun ini masih berpeluang menembus level resistance US$ 2.000-2.050 per troy ones. Namun akhir tahun diperkirakan akan ada di level US$ 1.958.

“Emas dalam waktu pendek akan mengalami kenaikan harga, namun akan turun kembali ke level support US$ 1.800,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...