Emiten Jagoan Lo Kheng Hong Bank OCBC Raih Laba Rp 4,1 T, Naik 23%
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 4,1 triliun sepanjang 2023. Emiten yang sahamnya dimiliki antara lain oleh investor kawakan Lo Kheng Hong itu naik 23% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan perolehan laba pada 2022 sebesar Rp 3,3 triliun.
Laba bersih per saham di tahun lalu mencapai Rp 178,3, naik dari tahun 2022 di Rp 144,9 per lembar.
“Kami menutup tahun 2023 dengan kinerja yang solid. Kinerja positif tersebut turut didorong oleh pertumbuhan kredit 12% yoy dengan kualitas kredit yang terjaga baik," kata Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (31/1).
Perolehan laba bank terdorong oleh raupan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 9,91 triliun pada 2023, naik 13%. Marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank pun naik dari 4% pada 2022 menjadi 4,4% pada 2023.
Lalu tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) NISP naik dari 1,9% pada 2022 menjadi 2,1% pada 2023. Tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) juga naik dari 10,5% menjadi 12%.
NISP juga menyalurkan kredit Rp 154 triliun, naik 12%. Meski demikian, kualitas aset bank mampu terjaga, di mana rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross di level 1,6% pada 2023, turun dari posisi 2,4% pada 2022.
Dari sisi pendanaan, NISP telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 182 triliun, naik 3%. NISP mencatatkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 55,8%.
Kinerja keuangan bank juga ditopang oleh permodalan dilihat dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di angka 23,7%. Per 31 Desember 2023, aset perseroan sebesar Rp 249,7 triliun, liabilitas Rp 212,4 triliun, dan ekuitas Rp 37,3 triliun.
Di sisi lain, NISP berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham dan pengalihan saham. Tujuan buyback saham itu dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variabel atas kinerja tahun 2023 kepada manajemen dan karyawan.
Adapun, pelaksanaan buyback saham itu mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 29 tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
“Rencana pembelian kembali saham akan dilanjutkan dengan pengalihan saham hasil pembelian kembali saham tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku,” ungkap Direktur OCBC Indonesia Hartati dalam keterbukaan informasi, Rabu (24/1).
Sebelum menggelar buyback saham, NISP berencana untuk menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 18 Maret 2024. Pelaksanaan buyback kemudian mengacu ketentuan otoritas, digelar dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujui di RUPST.
NISP menyiapkan biaya untuk melakukan pembelian kembali saham dengan nilai maksimal Rp 800 juta, termasuk komisi perantara pedagang efek dan biaya-biaya lainnya yang terkait.
Menilik data RTI, pada perdagangan Rabu (31/1) pukul 10.20 WIB, saham NISP tengah menguat 1,2% ke posisi Rp 1.255 per lembar. Dalam sebulan sahamnya sudah naik 6,3% dan setahun ini sudah terbang 61,3%.