Taliban Kuasai Afghanistan, Indonesia Segera Evakuasi WNI

Image title
Oleh Maesaroh
17 Agustus 2021, 10:26
Taliban, Afghanistan
ANTARA FOTO/Leading Hand Ben Shread/RAF
Pasukan Britain dari 16 Air Assault Brigade tiba di Kabul, Afganistan, untuk menyediakan bantuan kepada warga Britain yang akan meninggalkan Afganistan, sebagai bagian dari Operasi PITTING setelah pemberontak Taliban mengambil alih istana kepresidenan di Kabul, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Leading Hand Ben Shread/RAF/UK Ministry of Defence 2021/Handout via REUTERS/hp/cfo

Pemerintah terus mematangkan rencana evakuasi bagi sekitar 15 warga negara Indonesia (WNI)  yang masih berada di Afghanistan. Kondisi negara tersebut dalam ketidakpastian setelah kelompok Taliban menguasai pemerintahan pada Minggu (15/8).

Menyusul kondisi terakhir di Afghanistan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah mengeluarkan sejumlah pernyataan. Kemlu memastikan bahwa keselamatan WNI, termasuk staf kedutaan besar RI (KBRI) Kabul, merupakan prioritas pemerintah Indonesia.
"Persiapan evakuasi terus dimatangkan, antara lain melalui komunikasi dengan berbagai pihak terkait di lapangan. Misi KBRI Kabul akan tetap dijalankan dengan tim esensial terbatas, sambil terus dilakukan pemantauan situasi keamanan di Afghanistan," tutur Kemlu melalui siaran persnya. Senin (16/8).

Kemlu juga mengatakan Indonesia memantau secara dekat perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Afghanistan. Indonesia berharap penyelesaian politik tetap dapat dilakukan dan dipimpin oleh orang Afghanistan.
"Perdamaian dan stabilitas tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Afghanistan dan dunia internasional. Indonesia terus melakukan komunikasi dengan semua pihak di Afghanistan dan juga dengan Perwakilan PBB dan Perwakilan Asing di Afghanistan," kata Kemlu.

Situasi Chaos di Afghanistan
Situasi chaos penuh kepanikan melanda bandara di Kabul karena banyaknya orang yang ingin melarikan diri dari negara tersebut. Seperti diketahui, kelompok Taliban mendeklarasikan sebagai penguasa Afghanistan pada Minggu (15/8) setelah Presiden Ashraf Ghani memilih kabur ke Tajikistan dan meninggalkan pemerintahan yang runtuh.

Tentara Amerika Serikat yang menguasi bandara di Kabul sampai harus menembakkan peluru ke udara untuk menenangkan orang-orang yang memenuhi bandara ibu kota dan memaksa terbang. Beberapa orang yang tidak memiliki visa bahkan diijinkan untuk meninggalkan bandara. BBC bahkan melaporkan ada tiga orang yang dilaporkan meninggal setelah bergelantungan dari sebuah pesawat yang akan take-off.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...