Enam Sektor Bisnis Ini Diramal Makin Menggeliat di 2022, Apa Saja?

Cahya Puteri Abdi Rabbi
16 Desember 2021, 13:10
bisnis, ekonomi, kuliner
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Pedagang menunggu pembeli di kawasan wisata kuliner Pasar Lama, Tangerang, Banten, Senin (6/9/2021). Kuliner merupakan sektor bisnis yang diperkirakan masih menjanjikan di tahun depan.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan ada enam sektor bisnis yang diperkirakan bakal semakin menggeliat tahun depan.

Enam sektor bisnis tersebut adalah bisnis kuliner, properti, aneka barang dan jasa, teknologi informasi dan komunikasi, pakaian jadi, dan bisnis otomotif.

Ketua umum Kadin Arsjad Rasjid menyebut, prospek bisnis kuliner di 2022 masih sangat menjanjikan, baik yang dijajakan melalui destinasi kuliner maupun aplikasi online.

Sementara itu, pertumbuhan bisnis properti didorong oleh kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang masih tinggi, baik melalui pembelian ataupun sewa properti.

Begitupun dengan bisnis teknologi informasi dan komunikasi, yang didorong oleh kebutuhan penggunaan internet, pulsa dan logistik.

 Bisnis aneka barang dan jasa juga diprediksi akan tumbuh pesat di 2022, dan ditopang oleh kebutuhan rumah tangga, jasa kesehatan dan jasa pendidikan.

Bisnis pakaian jadi, terutama pakaian wanita dewasa juga akan menggeliat di tahun depan, terutama penjualan melalui platform e-commerce.

"Yang terakhir, bisnis otomotif diperkirakan tumbuh positif dengan diselenggarakannya pameran otomotif dan hadirnya mobil listrik," kata Arsjad dalam acara Bisnis Indonesia Business Challanges (BIBC), Kamis (16/12).

Arsjad mengatakan, masa pandemi Covid-19 turut mengakselerasi pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

Sektor ini diperkirakan akan terus tumbuh hingga 2025. Dia menyebut, pada 2022 tren digitalisasi pada layanan komersial dan layanan pemerintahan akan terus berlanjut, utamanya pada sektor pendidikan, kesehatan dan fintech.

 Adapun, sektor digital yang sangat potensial pada 2022 yakni, e-commerce. Tidak hanya untuk pasar online baru, tapi juga untuk industri pendukungnya seperti aplikasi pemesanan, sistem warung, otomatisasi persediaan, logistik dan pergudangan.

Kemudian, fintech dan bank digital yang akan semakin dicari di masa depan. Bukan hanya karena perubahan kebiasaan di masyarakat,  bisnis tersebut juga akan didorong masih banyak sumber pengguna yang belum terjangkau seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Investasi kesehatan digital juga melesat. Kami perkirakan seluruh rantai bisnis sektor kesehatan akan masuk ke dunia digital," katanya.

Sektor tersebut meliputi, riset, telemedicine, ketersediaan obat-obatan, fasilitas kebugaran, farmasi, hingga layanan disabilitas.

Namun, dia mengingatkan sejumlah tantangan  masih akan dihadapi dunia usaha pada 2022, salah satunya dari Covid-19.

 Dia menjelaskan Indonesia masih rentan terhadap gelombang ketiga pandemi Covid-19, seiring dengan pelonggaran pembatasan dan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Oleh karena itu, akselerasi program vaksinasi dan peningkatan protokol kesehatan menjadi kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi dan meningkatkan prospek ekonomi dalam jangka pendek.

"Pertumbuhan ekonomi global pada 2021 dan 2022 juga cukup kuat, namun tidak berimbang antar negara," ujarnya.

Negara-negara maju dengan kemampuan vaksinasi lebih cepat dan didukung stimulus yang besar, cenderung memiliki pola pemulihan ekonomi yang lebih cepat dibanding negara-negara berkembang.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...