Festival Cinta, Ajang Pemanasan Seniman dengan Menerapkan Prokes
Semestinya, Festival Cinta diadakan selama tiga hari, dari Jumat hingga Minggu kemarin. Namun ajang pemanasan seniman yang diselenggarakan Ikigue Nuswantara dan komunitas Yoga Gembira bersama Omah Petroek ini dipadatkan akibat laju Covid-19 di Yogyakarta.
Frieda Yotaliana Treurini, panitia festival, menyebutkan pihak penyelenggara sempat mempertimbangkan kelangsungan kegiatan tersebut. “Akhirnya kami berkompromi dengan menyingkat waktu festival dari tiga hari menjadi sehari pada 19 Februari,” katanya. Peserta yang ikut tidak dibatasi, siapa pun yang tertarik bisa mendaftar.
Beberapa wilayah, juga Yogyakarta, memang sedang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Sejumlah kegiatan diperketat, termasuk aktivitas seni budaya, dengan izin buka hanya berkapasitas maksimal 25 % dan mesti menerapkan protokol kesehatan ketat.
Data Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan peningkatan angka kasus baru Covid-19 sejak awal Februari. Pada Sabtu (19/02), mereka yang positif terkena virus corona di Yogyakarta bertambah 1.964 orang.
Frieda mengatakan ada beberapa aturan yang dibuat untuk peserta dan panitia. Hanya mereka yang sudah divaksin dua kali serta dalam keadaan sehat yang boleh mengikuti acara. Jumlah peserta pun dibatasi 30 orang.
Ketika melakukan pendaftaran ulang, peserta juga diminta untuk mengecek suhu dan wajib memakai masker. ”Untuk panitia, semuanya menjalani rapid test antigen untuk memastikan bersih dari virus. Kami juga mengarahkan peserta untuk memakai masker dan menjaga jarak,” ujarnya.
Panitia festival sepakat tetap menyelenggarakan acara sebab Festival Cinta dilaksanakan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang lancar. “Selain itu, kami berkomitmen untuk selalu memakai masker juga menghindari kerumunan,” terangnya.
Menurut Frieda, sudah saatnya daya optimistis dibangun dalam tindakan nyata sambil menjalankan gaya hidup sehat yang selaras dengan alam yang ada di dalam maupun di luar diri. Ketakutan serta rasa stres selama pandemi yang merebak dapat berefek pada tubuh.
“Ketakutan dan stres karena tertekan itu mendatangkan ketidaksehatan. Berdasarkan refleksi saya, kita harus bijak untuk mengetahui mana yang takut dan mana yang waspada,” kata Frieda. “Sembari tetap menjalankan prokes, Festival Cinta hadir untuk menyembuhkan mental para peserta. Acara ini juga diadakan sebagai ajang pemanasan bagi para seniman agar kembali semangat dalam berkegiatan seni.”
Hal senada disampaikan Yudi Tudhi Widdyantoro dari Yoga Gembira. Menurutnya, kesehatan itu dapat dilihat dari dua aspek, yakni sehat fisik serta mental. Di Festival Cinta, keduanya berusaha dijaga dengan cara tetap menjalani prokes sembari berkegiatan bersama untuk menyehatkan pikiran, badan, dan jiwa.
“Ketika pandemi, selain fisik, yang diserang mentalnya. Jadi itu isu utama juga. Dengan mengenali tubuh lewat aktivitas yoga dan lain-lain di Festival Cinta maka kita menyembuhkan dari segi mental,” ujarnya.
Festival Cinta tetap dilaksanakan sebab ingin memunculkan penerimaan terhadap situasi saat ini, bahwa virus juga eksis sebagai makhluk lain. “Kita terima itu tanpa harus menganggap musuh,” kata Yudi. Karena itu, dia melanjutkan, “Cara kita untuk lebih tidak konfrontatif karena hal itu menimbulkan rasa marah. Tetapi kita tidak abai juga, tetap memperhatikan prokes.”