Si Jantung Hati di Kota Tua Hanoi

Muchamad Nafi
19 Maret 2023, 15:57
Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam
Katadata | Muchamad Nafi
Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam

Engkau berjanji hanya aku yang kau nanti

Waktu kupergi kau suntingkan bunga melati

Tapi kini semuanya hanya mimpi

** 

Pagi itu mendung bergelayut di langit Kota Tua Hanoi. Sekitar pukul enam, suasana masih temaram. Tak ada sinar matahari menyusupi awan yang kelabu. Namun orang-orang tetap membanjiri ruas-ruas jalan Ibu Kota Vietnam pada Selasa, 14 Maret 2023 kemarin.

Saat Katadata menyusuri Old Quarter di jantung Hanoi, sebagian dari mereka joging di trotoar. Ada pula para pesepeda berlalu lalang, mengayuh mount bike atau city bike. Beberapa sudut persimpangan bahkan disulap menjadi lapangan bulu tangkis.

Hingga pukul 07:00, jalan yang masih lengang dari kendaraan membuat aktivitas olahraga cukup nyaman. Jangan tanya 15 menit kemudian, saat para pekerja mulai begegas menuju kantornya: semrawut. Sepeda motor, mobil, dan bus saling berkejaran dan bersilangan. Tak semua perempatan atau pertigaan dipasang rambu lalu lintas.

Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam
Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam (Katadata | Muchamad Nafi)

Penduduk Hanoi memang cukup padat. Menurut data Prospek Urbanisasi Dunia PBB, kota seluas 3.360 kilometer, separuh Jakarta, tersebut dihuni 7,1 juta orang pada tahun ini. Pada 1950, Hanoi baru didiami 260,8 ribu orang.

Kembali ke Old Quarter, saat berolahraga, banyak yang membalut tubuhnya dengan jaket untuk menangkis suhu 15 derajat. Posisi Hanoi di sisi utara Vietnam menjadikannya memiliki empat musim: dingin, semi, gugur, dan panas. Maret ini musim semi dengan suhu 15 – 22 derajat, dan segera menuju musim gugur. Hanoi berbatasan dengan Provinsi Guangxi dan Yunnan, Cina.

Di Old Quarter, Hoan Kiem merupakan salah satu titik utama aktivitas masyarakat. Selain banyak digunakan untuk berolahraga, danau yang di tengahnya terdapat Kuil Den Ngoc Son ini merupakan kawasan wisata. Keliling danau ini 1,5 kilometer, satu setengah Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta. Banyak jenis olah kanuraga dilakukan secara berkelompok, besar atau kecil.

Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam
Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam (Katadata | Muchamad Nafi) 

Sekumpulan orang berusia lanjut dengan rambut mulai memutih berdansa. Lagu slow dance mengiringi gerak para pria dan perempuan itu. Ada pula sekelompok orang yang meregangkan dan mengalirkan tubuhnya seperti yoga. Mereka yang lebih muda membentuk kelompok tersendiri mengikuti instruktur aerobik.

Tak jauh dari tempat itu, dua kelompok seusia membentuk lajur seperti rangkaian kereta. Mereka saling memijat teman di depannya, yang dilakukan secara bergantian. Bendera-bendera merah dengan satu bintang kuning di tengahnya berkibar di belakang mereka.

Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam
Old Quarter, Kota Tua Hanoi, Vietnam (Katadata | Muchamad Nafi)

Di pinggir lain danau itu, sekitar 25 wanita paruh baya sedang senam dengan ritme yang pelan, walau gerakannya mirip tari poco-poco. Lagu yang mengiringnya bukan berbahasa Vietnam:

Engkau berjanji hanya aku yang kau nanti / Waktu kupergi kau suntingkan bunga melati/ Tapi kini semuanya hanya mimpi /Aku bernyanyi sendiri menghibur hati/ Aku tak mau terluka kedua kali /

Ya, ini lagu Indonesia berjudul ‘Si Jantung Hati’ yang mengiringi olahraga mereka. Lagu ini dipopulerkan oleh Ade Putra pada 1980-an. Si Jantunng Hati telah dialihkan ke sejumlah bahasa di Asia Tenggara. Nama Ade Putra mulai melejit lewat lagu-lagu ciptaan Harry Toos, yang diorbitkan oleh produser A. Riyanto.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...