Foto: Menyulap Limbah Kayu Menjadi Barang Ekspor
Limbah kayu pada umumnya untuk kayu bakar. Namun, limbah ini dapat menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
Tentu perlu ide dan kreativitas tinggi dalam memanfaatkannya. Setidaknya ide cemerlang tersebut telah diwujudkan oleh Irfan Adi Siswanto, seorang pengusaha bidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan yang mendirikan PT Anakkayu Bangun Nusantara.
Irfan memanfaatkan sisa tebangan pohon ulin yang dulunya ditanam pada era kolonial. Bonggol beserta akarnya yang masih tertinggal di hutan diolah menjadi beragam produk kerajinan.
Pohon ulin yang memiliki sebutan lain yaitu kayu besi terkenal dengan kekuatan dan keawetannya. Kayunya tahan rayap serta tidak lapuk jika terendam air. Pohon tersebut merupakan tumbuhan khas di Pulau Kalimantan.
Sebenarnya usaha yang dirintisnya sejak 2017 ini bermula dari produksi perabotan mebel secara custom atau sesuai pesanan. Usahanya lalu berkembang menjadi produksi kerajinan beragam alat dapur, miniatur dan perhiasan berbahan kayu dan tempurung buah kemiri.
Berbagai kerajinan yang diberi merk Uleen tersebut menjadi produk unggulan yang kini berhasil mengangkat usahanya. Perusahaan sempat mengikuti pameran di Seoul, Korea Selatan pada 2019.
Di sana, sebuah talenan Uleen dapat laku 30 ribu won atau setara Rp 450 ribu. Bahkan dalam tiga hari sebanyak 70 buah talenan habis terjual. Angkanya melebihi ekspetasi Irfan.
Hal itulah menyebabkan produk tersebut bisa memperluas pasarnya hingga ekspor ke beberapa negara Asia dan Eropa, seperti Jepang, Singapura dan Inggris. Meskipun volume ekspornya belum mencapai satu kontainer tapi dapat diekspor bersama dengan produk mebel Jepara yang sudah memiliki pasar internasional lebih dahulu.
Omzet Uleen berkembang dari hanya Rp 20 juta sebulan pada 2019 dengan dua orang karyawan kini mencapai Rp 150 juta sebulan. Irfan kini memperkerjakan 25 orang karyawan. Sekitar 70% omzetnya berasal dari ekspor dan sisanya dari pasar domestik.
Perjalanan usaha tersebut tidak lepas dari program pembinaan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas dan skala UMKM.
Selain itu perusahaan yang menjadi mitra UMKM binaan Bank Indonesia itu juga turut berpartisipasi sebagai salah satu produk unggulan dalam acara Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang digelar di Taman Siring Nol Kilometer Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 22 Juli hingga 24 Juli 2022.
Foto dan Teks: Bayu Pratama S.
Editor: Nyoman Budhiana
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Perajin memilih limbah kayu ulin yang masih layak pakai untuk dibuat menjadi produk kerajinan, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Irfan Adi Siswanto yaitu seorang pengusaha bidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) asal Kalimantan Selatan sekaligus pendiri PT Anakkayu Bangun Nusantara menunjukan produk unggulannya kerajinan berupa talenan berbahan dasar kayu ulin di Galerry Uleen di Mess L, Banjar Baru, Kalimantan Selatan.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Berbagai macam jenis produk unggulan kerajinan berupa talenan, asbak, sendok dan kalung berbahan dasar kayu ulin di pajang di Galerry Uleen di Mess L, Banjar Baru, Kalimantan Selatan.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Pekerja memoles produk kerajinan berbahan dasar limbah kayu ulin menggunakan minyak zaitun, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Perajin menyelesaikan proses pemolesan produk kerajinan berbahan dasar limbah kayu ulin, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Perajin menyelesaikan proses pemotongan produk kerajinan berbahan dasar limbah kayu ulin menggunakan mesin bubut, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Perajin menyelesaikan proses pembetukan produk kerajinan berbahan dasar limbah kayu ulin, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Perajin mengerjakan proses awal pembuatan kerajinan limbah kayu ulin menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Perajin mengukur kayu ulin sebagai rancangan sebuah produk kerajinan, Jumat (26/8). Limbah kayu pada umumnya lebih dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun, ditangan Irfan Adi Siswanto seorang pengusaha bidang usaha mikro limbah kayu bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Kalung kemiri meratus yang menjadi salah satu produk unggulan kerajinan berbahan dasar kayu ulin dipajang di pameran Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Taman Siring Nol KM, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.