Bank Syariah Indonesia Masuk Peringkat 5 Besar Perbankan Nasional

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Publikasi Katadata
8 Desember 2021, 13:58
Bank Syariah Indonesia
Katadata

Di tengah pandemi Covid-19, tren pertumbuhan dana murah berupa tabungan masyarakat di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tumbuh positif sekitar 11,57 persen.  Kondisi ini menempatkan bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut berada di peringkat lima besar perbankan nasional dari sisi tabungan.

Hingga kuartal III-2021, BSI mencatat pertumbuhan tabungan sebesar 11,57 persen (year on year/yoy) menjadi Rp91,43 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun penghimpunan dana Tabungan Wadiah BSI mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi yakni sekitar 16,22 persen (yoy) atau mencapai Rp30,35 triliun.

Advertisement

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, pertumbuhan dana murah berupa tabungan yang positif tersebut menjadi indikator bahwa masyarakat semakin percaya atas layanan jasa keuangan BSI.

“Penghimpunan tabungan kami nomor 5 dan ini menggambarkan kepercayaan masyarakat kepada BSI yang semakin meningkat,” ujar Cahyo dalam BSI Market Outlook 2022: Winning The Post-Pandemic Economy.

Dia menambahkan, kepercayaan tersebut diraih BSI atas keberhasilan manajemen dalam mengintegrasikan operasional dan layanan ke dalam single system yang rampung pada 1 November lalu, pasca ketiga entitas bank asal telah resmi dimerger pada 1 Februari 2021.

Dengan pencapaian itu, Cahyo berkomitmen dan optimistis bahwa BSI dapat berkinerja lebih baik pada masa depan. Dari survei yang dilakukan BSI, sebanyak 43 persen masyarakat Indonesia bersedia menggunakan jasa layanan perbankan bank syariah. Namun, saat ini baru sekitar 7 persen saja yang baru tergarap.

“Ini riset kami. Tentunya ini buat kami potensi pasar yang sangat menarik,” ungkapnya.

Optimisme Cahyo itu pun tak terlepas dari kondisi ekonomi yang perlahan tapi pasti bergerak ke arah yang lebih positif. Pemerintah cukup berhasil dalam mengendalikan pandemi Covid-19 dan dapat mengatrol pertumbuhan ekonomi melalui berbagai stimulus yang tepat.

Optimis Menatap 2022

Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo juga optimistis. Menurut dia, penanganan kasus Covid-19 setelah gelombang kedua telah menunjukan hasil positif. Hal itu tercermin dari kasus yang terus melandai, vaksinasi yang meningkat, dan keterisian kamar rumah sakit oleh pasien terpapar Covid-19 yang menurun.

Kondisi tersebut mendorong pemerintah melakukan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sehingga kuartal III-2021 ekonomi kembali menggeliat.

Banjaran menilai, dengan pengalaman pemerintah yang baik dalam penanganan pandemi dan stimulus yang tepat di sektor ekonomi, jika ada gelombang krisis berikutnya ekonomi Indonesia tidak akan terlalu terguncang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement