Peran AIIB Membangun Infrastruktur Air untuk Masa Depan Indonesia

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Publikasi Katadata
18 September 2021, 12:25
Artikel_Peran AIIB Membangun Infrastruktur Air untuk Masa Depan Indonesia
Katadata
David Ginting, AIIB Investment Operations Specialist – Water

Dengan lebih dari 270 juta penduduk pada 2021, Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, baik dari sisi jumlah penduduk maupun ekonomi. Memiliki 17 ribu pulau, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Lebih dari setengah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dan Bali, dengan sebagian besar kegiatan perekonomian terpusat di wilayah ini.

Keberlanjutan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, termasuk air, merupakan salah satu prasyarat utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkesinambungan. Hal ini menjadi sangat krusial terlebih karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan disertai dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan industrialisasi yang semuanya akan meningkatkan kebutuhan terhadap air bersih di hampir seluruh sektor perekonomian dan kehidupan.

Advertisement

Di bidang pertanian, yang merupakan salah satu sektor kunci perekonomian Indonesia, peningkatan produktivitas melalui penyediaan air irigasi yang andal, mencukupi,dan merata adalah kunci untuk meningkatkan penghidupan petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Ketersediaan dan pengelolaan air menjadi sangat penting untuk keberlangsungan pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, ketahanan iklim, dan pemerataan kesejahteraan di Indonesia dan seluruh Asia.

Untuk membahas urgensi persoalan tersebut, David Ginting, Investment Operations Specialist – Water di Asian Infrastructure Investment Bank (Bank Investasi Infrastruktur Asia, AIIB) memaparkan pandangannya tentang keterlibatan dan strategi AIIB di sektor air dan bagaimana investasi AIIB berkontribusi bagi pengembangan infrastruktur dan kapasitas pengelolaan air di Indonesia.

David Ginting bergabung dengan AIIB sejak November 2017 dan merupakan Project Team Leader untuk proyek pendanaan infrastruktur di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia. David adalah bagian dari tim inti yang merumuskan Strategi Investasi AIIB untuk Sektor Air serta kajian teknis pendukungnya (Analisis Sektor Air Asia). Berikut ini perbincangan lengkap dengan David Ginting dan pandangannya tentang pengelolaan sektor air, investasi, dan pembiayaanya di Asia, termasuk Indonesia.

 

 

 

Bagaimana asal mula ketertarikan Anda pada sektor air?

Sebagai seseorang yang dibesarkan dalam keluarga petani, ketertarikan saya akan sektor ini tumbuh secara alami dan dimulai sejak kecil. Ayah saya seorang petani kecil yang produktivitas lahannya dan penghidupan keluarga kami sangat bergantung kepada curah hujan dan pasokan air irigasi. Ketika beranjak dewasa dan berkuliah teknik sipil, minat saya kian bertumbuh sejalan dengan bertambahnya kesadaran saya akan betapa penting dan menariknya sektor ini.

Permasalahan air adalah permasalahan universal, di mana setiap negara di berbagai belahan bumi, di sepanjang sejarah peradaban, pasti menghadapi masalah air, terutama terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan air yang setiap saat bertambah dan berganti, serta bagaimana menangani permasalahan-permasalahan lain yang muncul oleh ketersediaan air yang terlalu banyak (banjir) atau terlalu sedikit (kekeringan).

Ketertarikan dari usia dini ditambah dengan pengetahuan pengelolaan air yang saya dapatkan dari bangku kuliah membuat saya akhirnya memutuskan untuk bekerja di sektor ini.  Harapannya agar keahlian dan antusiasme ini dapat bermanfaat untuk membantu menyelesaikan permasalahan air di negara-negara tempat saya bekerja, terutama di Tanah Air Indonesia.

 

Menurut Anda, apa tantangan terpenting yang dihadapi sektor air di Asia?

Tantangan-tantangan terbesar di sektor air di Asia secara garis besar dapat dikelompokkan dan dilihat dari dua sisi. Pertama, tantangan dalam memanfaatkan potensi produktif air secara optimal dan, kedua, bagaimana mengendalikan potensi desktruktifnya pada saat yang bersamaan.

Perkembangan negara-negara Asia identik dengan pertumbuhan ekonomi, populasi, dan urbanisasi yang serba cepat, mendorong pentingnya pemanfaatan potensi produktif air yang optimal untuk mendukung pertumbuhan di berbagai bidang, baik pertanian, industri, energi, komersil maupun domestik. Hal ini bukanlah perkara mudah, sebab sekitar setengah miliar penduduk Asia saat ini mengalami kekurangan air, lebih dari satu miliar penduduk tidak memiliki akses ke layanan sanitasi yang memadai. Namun, di sisi lain banyak penyedia layanan atau perusahaan air yang berjuang keras terpontang-panting untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Tantangan penting lainnya adalah bagaimana mengendalikan kekuatan destruktif air. Hal ini kian mendesak mengingat proses urbanisasi akan memusatkan orang-orang dan aset-aset berharga di daerah perkotaan. Dipadukan dengan perubahan iklim, hal ini akan menjadikan risiko kerusakan akibat banjir menjadi jauh lebih tinggi.

Beberapa kajian internasional menyebutkan bahwa sebagian besar kota-kota dunia yang paling rentan terhadap perubahaan iklim terletak di Benua Asia. Sekitar 770 juta penduduk perkotaan di Asia ini terpapar risiko banjir. Bahkan disebutkan bahwa penduduk kawasan Asia-Pasifik empat kali lebih mungkin terkena banjir dan kekeringan dibandingkan mereka yang tinggal di Afrika dan 25 kali lebih mungkin dibanding mereka yang tinggal di Eropa dan Amerika Utara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement