Lockdown Akibat Gelombang Kedua Covid-19 Ancam Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah negara tengah diserang oleh gelombang kedua dan ketiga virus corona. Sebagai contoh, kasus Covid-19di Prancis meningkat kembali sejak Agustus 2020 lalu dan telah mencapai lebih dari 2,08 juta orang terinfeksi virus tersebut per Jumat (20/11).
Di Inggris, laju kasus corona mulai kembali melonjak di awal Oktober 2020 dan telah menginfeksi 1,45 juta orang. Hal serupa terjadi di Italia, di mana kasus corona kembali meningkat sejak awal Oktober dan telah menginfeksi 1,3 juta orang.
Sedangkan, Jepang bersiap menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Pada Rabu (18/11) lalu, Jepang mencatatkan rekor 2.195 kasus harian, angka yang tertinggi sejak awal pandemi. Otoritas masih memantau perkembangan sebelum menetapkan restriksi.
Beberapa negara tersebut lantas mengambil lagi langkah restriksi wilayah atau lockdown guna menurunkan laju corona. Meski demikian, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi khawatir langkah lockdown yang dilakukan sejumlah negara tersebut secara tidak langsung bisa menekan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2020.
Pasalnya, lockdown akan membuat pasokan rantai global menjadi terhambat. Perjalanan bisnis dan Wisata pun akan tertunda karena kebijakan tersebut.
"Proteksionisme akan berlanjut tertahan. Saya khawatir kita tidak bisa mendapatkannya (pertumbuhan ekonomi lebih baik di kuartal IV/2020)," kata Retno dalam diskusi virtual bertajuk 'Global Town Hall: Around The World, Around The Clock' pada Jumat (20/11).
Simak Databoks berikut:
Retno pun menilai Indonesia harus bisa bekerja lebih keras lagi agar pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2020 dapat membaik. Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesa telah negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 terkontraksi hingga -5,32% (yoy). Pada kuartal III/2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi hingga -3,49% (yoy).