Menkes Budi: Varian Baru Covid-19 Mudah Menular, tapi Tak Lebih Parah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan virus corona strain baru bernama B.1.17 lebih mudah menular dibandingkan varian virus asal Wuhan, Tiongkok. Namun, mutasi Covid-19 tersebut tidak terbukti memberikan dampak yang lebih parah kepada manusia.
"(Informasi) Itu kami peroleh dari ahlinya," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12).
Sebagaimana diketahui, virus B.1.17 atau N501Y merupakan mutasi dari virus SARS-CoV 2. Mutasi virus terjadi pada komponen spike protein, yaitu salah satu komponen protein utama dari virus SARS-CoV 2.
Ia pun mengatakan, strain virus yang pertama kali ditemukan di Inggris tersebut dapat dideteksi dengan alat yang ada, seperti tes usap (swab) antigen atau tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hingga saat ini, Budi belum bisa memastikan apakah varian baru virus Covid-19 itu telah berada di Tanah Air. Sebab, deteksi varian virus harus dilakukan melalui whole genome sequencing. Pemeriksaan dengan metode tersebut terus dilakukan dengan mengambil sampel di titik-titik yang dianggap rawan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun tengah berkoordinasi dengan beberapa laboratorium. Sebanyak 11 laboratorium dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki kemampuan melakukan whole genome sequencing akan bekerja sama untuk mendeteksi strain virus itu.
Selain itu, Kemenkes akan memastikan rumah sakit rujukan yang memiliki banyak pasien Covid-19 untuk dapat mengirimkan sampel secara rutin.
Sebagai informasi, varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 muncul di Inggris sejak pertengahan September 2020. Mutasi virus ini memiliki daya penularan hingga 70% lebih cepat, sehingga Inggris mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Mutasi pada varian baru ini terjadi pada materi genetik yang mengendalikan tonjolan protein pada permukaan virus corona. Hal ini menyebabkan virus corona dan virus serupa lainnya untuk memasuki sel inang dan menyebabkan infeksi, seperti dikutip dari New York Magazine.
Selain menerapkan pembatasan perjalanan dari dan ke Afrika Selatan, pemerintah Inggris memperluas larangan pertemuan sosial hingga ke seluruh Inggris mulai 26 Desember seiring dengan peningkatan kasus positif Covid-19 di sana. Lebih dari 50 negara juga membatasi perjalanan dari dan ke Inggris, termasuk Prancis.