Kaspersky Ingatkan Potensi Peretasan Data Distribusi Vaksin Covid-19
Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky menyatakan bahwa data distribusi vaksin Covid-19 dapat menjadi sasaran empuk peretasan pada 2021. Pakar informasi dan teknologi (IT) lainnya menilai banyaknya data bernilai tinggi yang dikelola terkait vaksin dapat menjadi sebab peretasan.
Peneliti keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, sejak 2020 sektor kesehatan dan farmasi memang menjadi target teratas peretasan. Sebab, pandemi Covid-19 membuat sektor kesehatan dan farmasi menjadi sektor yang sangat strategis di seluruh dunia.
Para peretas berupaya mencuri data pasien, data obat, data riset dan data penting lainnya. Nilai jualnya pun di pasar semakin meningkat. Berdasarkan data Kaspersky, informasi berupa catatan medis bisa dibanderol US$ 40-US$ 60 atau Rp 565 ribu-Rp 849 ribu di forum peretas atau dark web.
Pada 2021, bertambah lagi data yang menjadi incaran peretas, yakni data vaksin Covid-19. Pratama mengatakan, data yang bisa menjadi incaran peretas adalah data pendistribusian maupun data pasca-vaksinasi.
"Ada potensi peretasan dengan target mengambil data vaksin dan riset pihak lain," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (7/1).
Organisasi yang menjadi sasaran bisa jadi perusahaan terkait pendistribusian vaksin maupun pemerintah. Motif peretasan bisa karena finansial maupun politik.
Apalagi, di Indonesia proses pendistribusian vaksin Covid-19 juga dibantu aplikasi yang dirilis Pemerintah yakni PeduliLindungi. Masyarakat akan mendapatkan short message service (SMS) untuk pengecekan penerima vaksin tersebut.
Pratama mengatakan, yang perlu diperhatikan oleh otoritas adalah bagaimana proses pembagian vaksin dengan bantuan aplikasi PeduliLindungi bisa berjalan lancar.
Penggunaan teknologi, salah satunya melalui aplikasi dalam menanggulangi pandemi memang diperlukan. "Namun karena ini menggunakan teknologi yang selalu terbuka peluang diretas, pemerintah harus menjadikan keamanan aplikasi sebagai perhatian serius," katanya.
Pemerintah juga menurutnya perlu menyiapkan sistem keamanan data khususnya data vaksin, karena datanya yang disimpan dan dikelola akan sangat banyak.
Berikut adalah Databoks penerima vaksin Covid-19: