Live Streaming Jadi Cara Baru Berjualan di E-Commerce

Aria W. Yudhistira
12 November 2019, 12:07
Dalam Festival Belanja Online 11.11, sekitar 50 persen merek yang berpartisipasi ikut menyelenggarakan live streaming.
Katadata/Aria W. Yudhistira
Dalam Festival Belanja Online 11.11, sekitar 50 persen merek yang berpartisipasi ikut menyelenggarakan live streaming.

Metode penjualan melalui video siaran langsung atau live streaming menjadi pendekatan baru berjualan di platform marketplace milik Alibaba Group. Cara ini dinilai efektif untuk menggaet pasar anak muda yang menginginkan informasi mendalam tentang produk yang akan mereka beli.

Pemasaran lewat live streaming biasanya dilakukan oleh tokoh-tokoh berpengaruh (influencer) di media sosial. Calon pembeli pun dapat berkomunikasi interaktif dengan para influencer yang sedang bersiaran di berbagai ekosistem platform yang dimiliki Alibaba, seperti Taobao, Tmall, Lazada, Ali Express, serta Fliggy (marketplace yang melayani wisata).

Dalam Festival Belanja Online 11.11, sekitar 50 persen merek yang ikut serta ikut menyelenggarakan live streaming. Bahkan live streaming, berkontribusi hingga 20 miliar yuan atau sekitar Rp 40 triliun terhadap transaksi selama festival.

Alibaba membuka 10 studio dan mengundang 2 ribu influencer untuk ber-live streaming di kantor pusatnya di Hangzhou, Tiongkok untuk meramaikan pesta diskon yang hanya berlangsung satu hari dalam setahun ini. Dari 10 studio tersebut, nilai penjualan kotor atau gross merchandise value (GMV) yang berhasil direalisasikan mencapai lebih dari 1 miliar yuan atau sekitar Rp 2 triliun.

 (Baca: Pesta Diskon 11.11, Alibaba Cetak Rekor Penjualan Tembus Rp 538 T)

Alvin Liu, General Manager of Tmall Import and Export dari Alibaba Group, mengatakan live streaming sangat berpengaruh terhadap minat membeli anak-anak muda, terutama di Tiongkok. Influencer pun benar-benar harus memahami mengenai produk yang mereka jual. Konsumen anak muda saat ini sudah jauh lebih cerdas dan kritis, tidak lagi sekadar ikut-ikutan apa yang disampaikan influencer.

“Jika dulu kalau mereka (influencer) suka, maka saya beli. Sekarang mereka perlu tahu dulu kenapa harus membeli? Apa kelebihan produk tersebut? Ini jadi tantangan juga bagi pemilik merek untuk memperkuat brand story mereka,” kata dia di Hangzhou, Tiongkok.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...