Jokowi Dorong Kerja Sama Maritim dan Investasi di KTT ASEAN-Cina
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kerja sama antara ASEAN-Cina di empat bidang dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), yakni maritim, konektivitas, pencapaian sustainable development goals (SDGs) dan penguatan perdagangan dan investasi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Cina sekaligus peringatan 30 tahun kemitraan kedua pihak.
“Presiden mengatakan, jika kerja sama konkrit di empat bidang AOIP tersebut berhasil dilakukan, maka sebuah kemitraan strategis komprehensif akan menjadi sebuah keniscayaan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan resminya, Rabu (27/10).
Selain itu, Jokowi juga mendorong kemitraan ASEAN dan Cina untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan melalui berbagai mekanisme ASEAN termasuk penanganan kejahatan lintas negara.
Terkait upaya menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan, komitmen terus disampaikan melalui implementasi kesepakatan Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC), serta menjaga momentum kelanjutan negosiasi Code of Conduct in the South China Sea (COC).
“Cina menyampaikan komitmen untuk melanjutkan proses negosiasi dokumen COC. Tahun depan ASEAN dan Cina akan memperingati 20 tahun sejak dokumen DOC ditandatangani melalui berbagai aktivitas kerja sama praktis,” ujarnya.
Retno mengatakan, Jokowi juga meminta untuk memaksimalkan potensi Cina dan ASEAN sebagai mitra dagang terbesar bagi satu sama lain. Ini dilakukan melalui penguatan ASEAN-Cina Free Trade Agreement (ACFTA), kerja sama digital, serta mendorong kerja sama ekonomi dalam sistem perdagangan multilateral.
“Cina merupakan mitra dagang ASEAN yang penting dengan total nilai perdagangan pada semester pertama 2021 mencapai US$ 410,76 milyar (Rp 5.843 triliun),” kata dia.
Selanjutnya, Jokowi juga mendorong penguatan kerja sama kesehatan untuk melawan pandemi Covid-19. Ini termasuk akses penyediaan vaksin melalui kerja sama penelitian, pengembangan, dan pengadaan vaksin serta pembangunan pusat produksi dan distribusi vaksin di kawasan.
Retno mengatakan, dalam pertemuan, Cina menyampaikan beberapa hal di antaranya, komitmen terhadap multilateralisme dan arsitektur regional yang terbuka dan inklusif, kerja sama penanganan pandemi Covid-19, serta kerja sama saling menguntungkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara di bidang ekonomi, Cina mengajak penguatan kerja sama untuk pemulihan ekonomi, termasuk melalui kerja sama ekonomi biru dan kerja sama berbasis inovasi. Cina juga berharap Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat segera entry into force.
“Cina juga mengajak ASEAN untuk mempererat kerja sama di bidang penanganan kesehatan publik melalui penyediaan vaksin serta kerja sama riset dan teknologi di sektor kesehatan publik,” katanya.
Retno menambahkan, pada KTT yang berlangsung kemarin (26/10), para pemimpin ASEAN dan Cina mengesahkan tujuh dokumen, di antaranya, Chairman’s Statement of the 24th ASEAN-China Summit, Pernyataan Bersama untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan perdagangan pada peringatan kemitraan ASEAN-China ke-30, Pernyataan Bersama mengenai Kerjasama dalam kerangka ASEAN Comprehensive Recovery Framework, serta Pernyataan Bersama mengenai Penguatan Kerjasama Pembangunan Hijau dan Berkelanjutan.
Setelah itu, Presiden Jokowi turut menghadiri KTT ASEAN-Amerika Serikat (AS). KTT ASEAN-AS yang ke-sembilan tersebut menjadi pertemuan pertama Presiden Biden dengan pemimpin negara ASEAN.
Pada pertemuan itu, Jokowi menegaskan bahwa hubungan antara ASEAN dan AS harus dapat memperkuat stabilitas dan perdamaian di kawasan. Selain itu, kemitraan ASEAN-AS juga harus dapat menjadi pilar penting pemulihan ekonomi paska pandemi.
“Presiden berharap kemitraan ASEAN-AS dapat memperkokoh kerja sama di bidang kesehatan. Selain itu, ASEAN mengharapkan AS bisa menjadi salah satu mitra utama pembangunan ketahanan kesehatan ASEAN,” kata Retno.