Fokus Garap Anak Muda, Jokowi Sebut PSI Bisa Jadi Partai Besar
Presiden Joko Widodo menilai Partai Solidaritas Indonesia punya potensi besar untuk menawarkan ekosistem di ruang digital bagi para anak muda di kancah politik.
Jokowi yang hadir dalam peringatan ulang tahun PSI ke-7 itu mengatakan 52% pemilih di Pemilu 2024 merupakan anak-anak muda yang menjadi pasar potensial PSI. Ia pun mengingatkan agar PSI bisa memfasilitasi aspirasi politik di akar rumput melalui penguasaan teknologi.
“Ini harus dipikirkan bagaimana teknologi membantu partai politik untuk membangun model organisasi baru. Organisasi yang berbasis pada platform dan aplikasi,” ujarnya, Rabu (22/12).
Jokowi menegaskan saat ini kita ditantang untuk melakukan transformasi digital itu. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar PSI memiliki diferensiasi dengan menyasar anak-anak muda.
“Saya mengucapkan selamat ulang tahun Partai Solidaritas Indonesia yang ke-7. Saya optimistis PSI akan menjadi sebuah partai besar,” Presiden menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyinggung soal penanganan pandemi di Indonesia. Menurutnya, keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 tidak lepas dari budaya gotong royong masyarakat Indonesia.
Sebagai informasi, Indonesia melaporkan tambahan kasus Covid-19 sebanyak 216 pada hari Selasa (21/12). Jumlah kasus ini meningkat 62,4% dibandingkan hari sebelumnya (133 kasus). Jokowi membandingkan capaian tersebut dengan masa puncak pandemi pertengahan bulan Juli lalu di mana dalam satu hari terdapat hingga 56 ribu kasus.
Jokowi bercerita momen tersebut mencekam karena banyak warga ingin masuk ICU tetapi tidak tersedia sehingga harus mengantre di lorong rumah sakit.
Jokowi menceritakan ketika pandemi masuk ke Indonesia ia langsung memerintahkan para menteri untuk segera membeli vaksin. Ketika diajak bicara terkait dengan harga Jokowi lantas meminta untuk langsung menandatangani pembelian vaksin. Hal ini disebut Jokowi lantaran jika tidak memulai untuk membeli vaksin maka akan kesulitan.
Jokowi memberi contoh negara lain kesulitan untuk mendapatkan vaksinasi seperti negara-negara benua Afrika yang saat ini rata-rata dosis yang diberikan baru mencapai 3%.
"Langsung saya perintahkan pada menteri, 'pergi ke sini pergi ke sini pergi ke sini'. Balik, pak harganya segini, harganya segini. Sudah langsung tanda tangan,” ujar Jokowi.