12 Kota Mulai Mengolah Sampah Plastik Jadi Listrik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan 12 kota mulai menerapkan pengolahan sampah menjadi listrik atau "waste to energy". Beberapa kota yang membangun pembangkit listrik tenaga sampah ini di antaranya Jakarta, Medan, Surabaya, Bali, Bandung, dan Manado.
Dia menjelaskan Jakarta memiliki satu pembangkit tenaga listrik tenaga sampah yang baru bisa menampung 1.500 ton sampah per hari. Kapasitas ini masih lebih rendah dibandingkan sampah yang dihasilkan warga Ibu Kota yang mencapai 8 ribu ton per hari. Pemerintah ingin dalam waktu dekat Jakarta mempunyai tiga sampai empat pembangkit lagi.
Luhut mengatakan sudah banyak program yang dilakukan pemerintah dalam penanganan masalah sampah. Selain pembangkit listrik, ada juga menyediakan fasilitas seperti Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang) atau TPS 3R. Kemudian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, instalasi pengolahan air limbah, sistem pengelolaan sampah refuse derived fuel.
(Baca: Alasan Pemerintah Tak Sepakat Usulan Plastik Berbayar)
Pemerintah juga akan membangun fasilitas pembakar sampah (incenerator) yang rendah emisi CO2 (karbon dioksida). Alat ini akan dipasang di daerah-daerah yang menghasilkan sampah di bawah 150 ton per hari. "Incenerator tersebut akan diletakkan jauh di luar pemukiman warga," kata Luhut usai peluncuran Gerakan Indonesia Bersih di Jakarta, seperti dikutip Antara, Minggu (28/4).
Presiden Joko Widodo, kata Luhut, melihat sampah adalah masalah yang ditangani serius, karena dapat merusak generasi yang akan datang. Dia pun meminta seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama peduli dan mau mengurangi sampah.
Masalah sampah menjadi urusan bersama oleh sebab itu dia mengajak kepada publik untuk bergerak bersama untuk dapat mengurangi produksi sampah dan mengelola sampah harian dengan lebih baik. "Sampah adalah musuh kita bersama.Setiap hari warga Jakarta menghasilkan sampah 8 ribu ton, kalau ini sampai ke laut nah ini menjadi masalah,"ujarnya.
(Baca: Magalarva, Startup Bisnis Pengolah Sampah yang Didanai Investor Jepang)
Sampah plastik yang dibuang ke laut dapat menjadi mikroplastik dan dimakan ikan. Kemudian ikan yang mengandung mikroplastik ini dimakan manusia. Masalahnya, mikroplastik ini dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau stunting. Makanya, dia ingin semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha terlibat dalam mengelola sampah.
Pemerintah terus mendorong agar masyarakat mengubah kebiasaanya terhadap sampah. Luhut pun meminta masyarakat untuk mulai meninggalkan kebiasaan masyarakat menggunakan plastik sekali pakai. "Jika pergi berbelanja jangan menggunakan kantung plastik, bawalah kantung sendiri," kata Luhut.