Dari Akar Bajakah Sampai Sirsak, Berbagai Tanaman Penyembuh Kanker
Tanaman bajakah mendadak viral. Penyebabnya, tiga siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menemukan akar tanaman itu bisa menyembuhkan kanker payudara. Atas temuan tersebut, mereka mendapatkan medali emas di World Invention Creativity, Seoul, Korea Selatan, pada Juli lalu.
Ketiga siswa itu adalah Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani. Mereka memanfaatkan akar tanaman bajakah yang hidup di lahan gambut hutan Kalimantan Tengah. Warga setempat, terutama suku Dayak, telah lama menggunakannya untuk menyembuhkan penyakit.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan, obat kanker dari keanekaragaman hayati di provinsi itu sudah terbukti bisa menyembuhkan seseorang warga yang menderita penyakit kanker. Setelah mengonsumsi obat dari akar bajakah, yang bersangkutan sembuh.
Karena itu, dalam waktu dekat ia akan segera mematenkan obat tersebut. "Takutnya kalau tidak dipatenkan diambil oleh negara lain," kata usai bertemu tiga siswa tersebut di Palangkaraya kemarin, Selasa (13/8), seperti dikutip dari Antara.
Kanker merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Angka kejadian penyakit kanker di negara ini, menurut data Kementerian Kesehatan, mencapai 136,2 per 100 ribu penduduk. Indonesia berada pada urutan kedelapan di kawasan Asia Tenggara atau ke-23 se-Asia untuk jumlah penderita kanker.
Kepala Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Profesor Aru Sudoyo mengatakan, penderita kanker di Indonesia terus meningkat. “Tidak ada penurunan. Peningkatannya justru amat sangat,” katanya beberapa waktu lalu.
Naiknya jumlah penderita kanker, menurut dia, karena gaya hidup masyarakat semakin tidak sehat. Kurang olahraga dan makan terlalu banyak, seiring pula dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, telah mendorong peningkatan penyakit mematikan itu.
Selain itu, faktor lain yang juga berkontribusi adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan pemicu kanker atau karsinogen, termasuk dari polusi udara dan makanan.
(Baca: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Ini Efek Polusi Terhadap Kesehatan )
Aru menyarankan agar masyarakat bisa melakukan pencegahan sebelum penyakit kanker terdeteksi pada stadium lebih lanjut. Langkah pencegahan itu adalah gaya hidup sehat, rutin berolahraga, tidak merokok dan mengonsumsi makanan karsinogen, dan melakukan deteksi dini.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi tumor atau kanker di Indonesia menujukkan peningkatan. Pada 2013 angkanya 1,4 per seribu penduduk. Lalu, tahun lalu angka kejadiannya naik jadi 1,79 per seribu penduduk. Provinsi dengan penderita kanker tertinggi adalah Daerah Istimewa Yogyarta, lalu Sumatera Barat, dan Gorontalo.
Dari semua jenis kanker yang dialami pasien perempuan, kanker payudara menempati posisi tertinggi. Angka kejadiannya sekitar 42,1 per 100 ribu penduduk, dengan rata-rata kematian 17 per 100 ribu penduduk.
Di posisi kedua adalah kanker rahim sebesar 23,4 per 100 ribu penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100 ribu penduduk. Kedua jenis ini merupakan penyakit kanker terbesar yang dialami masyarakat Indonesia.
Untuk pasien laki-laki, jenis tertinggi adalah kanker paru-paru. Angka kejadiannya mencapai 19,4 per 100 ribu penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100 ribu penduduk. Di posisi kedua adalah kanker hati sebesar 12,4 per 100 ribu penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100 ribu penduduk.
(Baca: Mahalnya Perawatan Medis Penyakit Kritis Paling Mematikan di Indonesia)
Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) kanker payudara menempati posisi tertinggi di Indonesia, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Untuk lebih detailnya, dapat dilihat dari grafik Databoks berikut ini.
Sembilan Tanaman Penyembuh Kanker
Penyakit ini dapat muncul akibat pertumbuhan tidak normal sel-sel jaringan tubuh yang berubah mnejadi sel kanker. Sel-sel itu dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya hingga menyebabkan kematian.
Dunia medis saat ini tak memiliki obat ampuh yang dapat membunuh sel-sel tersebut. Yang bisa dilakukan adalah menghentikan penyebarannya dan membuat tubuh bisa melawan keganasannya. Caranya dengan operasi, radiasi, transplantasi, dan kemoterapi.
Penemuan obat herbal untuk menyembuhkan kanker di Indonesia sebenarnya tak hanya akar bajakah. Sebelumnya, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor I Ketut Adnyana juga menyebutkan sembilan tanaman yang memiliki potensi menyembuhkan kanker.
Kesembilan tanaman itu adalah tapak dara (Vinca rosea), taxol (Taxus sp), lempuyang wangi (Zingiber zerumbet), temu kunci (Boesenbergia pandurata), melinjo/tangkil (Gnetum gnemon), daun sirsak (Annona muricata), bawang tiwai (Eleuthrine americana), keladi tikus, dan biji dari buah anggur. Ketut juga menyebut propolis dari lebah madu berpotensi menyembuhkan kanker.
(Baca: Penanganan Penyakit Kritis di Indonesia Belum Optimal )
Kesepuluh potensi obat herbal ini, menurut Ketut seperti dikutip dari situs itb.ac.id, telah melalui berbagai uji coba. Pengujian itu termasuk penelitian kandungan senyawa aktif, memakai hewan percobaan, dan diuji langsung ke penderita kanker. Hasilnya, semua obat herbal itu dapat menekan aktivitas sel kanker.
Salah satu yang sudah banyak digunakan adalah daun sirsak. Saat dibandingkan dengan obat kanker yang standar digunakan, yaitu tamoxifen, senyawa aktif dari daun sirsak ternyata lebih baik untuk menekan sel kanker.
Mengutip dari situs Alodokter.com, ekstrak buah sirsak juga kaya antioksidan yang dapat membunuh beberapa jenis sel kanker hati dan payudara. Ekstraknya juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pancreas dan prostat.
Selain itu, potensi lainnya yang menarik adalah melinjo. “Ternyata, biji melinjo memiliki kandungan senyawa aktif yang sangat baik menekan pertumbuhan sel kanker yaitu gnetin C dan trans-resveratrol,” kata Ketut.