Kualitas Udara Jakarta Buruk, Ini Efek Polusi Terhadap Kesehatan

Hari Widowati
1 Agustus 2019, 15:28
polusi udara Jakarta, pemerintah Jakarta digugat karena polusi udara, Anies Baswedan, dampak polusi udara
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Sejumlah pejalan kaki menggunakan masker ketika melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (25/7/2019). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan meningkatkan layanan angkutan umum massal, mulai dari MRT dan kendaraan umum massal lainnya, menyediakan perlengkapan uji emisi kendaraan bermotor dan penambahan ruang hijau terbuka serta penanaman pohon yang dapat menyerap polutan seperti PM 2,5 di udara yang dikeluarkan sebagian besar oleh asap pembuangan kendaraan bermotor.

Hari ini sekelompok massa mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Mereka mengenakan kaos merah bertuliskan Jakarta vs Polusi Udara. Masker putih menutupi mulut dan hidung mereka.

Salah satu tokoh yang mengajukan gugatan tersebut adalah Melanie Subono, putri promotor musik kondang Adrie Subono. Menurutnya, bernapas adalah salah satu hak asasi manusia. Namun hak tersebut terampas oleh kualitas udara yang buruk. Pihak yang digugat oleh kelompok masyarakat tersebut adalah pemerintah pusat, pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Advertisement

Sejak beberapa pekan terakhir, kualitas udara Jakarta menurut World Air Quality Index (AQI) dari situs AirVisual menunjukkan kualitas udara terburuk di dunia. Hari ini (1/8), kualitas udara Jakarta berada di posisi ketiga terburuk di dunia setelah Johannesburg, Afrika Selatan dan Ulaanbaatar, Mongolia.

Indeks AQI Jakarta berada di angka 158, masuk kategori polusi moderat. Indeks AQI terbagi menjadi beberapa level:
- Level 1 dengan skor 0-50 menunjukkan kualitas udara yang sangat bagus.
- Level 2 dengan skor 51-100 menunjukkan kualitas udara yang baik.
- Level 3 dengan skor 101-150 menunjukkan kualitas udara mengandung polusi ringan, bisa menimbulkan iritasi pada orang sehat dan dampak lebih serius untuk orang yang sensitif. 
- Level 4 dengan skor 151-200 merupakan polusi moderat yang bisa berdampak serius pada orang yang sensitif, termasuk kelompok anak-anak, orang tua, serta orang yang memiliki penyakit pernapasan dan jantung. Pada level ini, masyarakat diimbau mengenakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan.
- Level 5 dengan skor 201-300 menunjukkan polusi yang parah sehingga masyarakat diimbau mengurangi aktivitasnya di luar ruangan. Adapun kelompok masyarakat yang sensitif dilarang melakukan aktivitas di luar ruangan dalam kondisi ini.
- Level 6 dengan skor di atas 300 menunjukkan tingkat polusi yang berbahaya yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan pada orang sehat. Dalam kondisi ini, aktivitas di luar ruang dilarang dilakukan.

(Baca: Polusi Udara Jakarta Buruk, Anies dan Jokowi Digugat di Pengadilan)

Polusi Udara Menelan Korban 7 Juta Jiwa per Tahun

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan polusi udara menyebabkan 7 juta kematian setiap tahun. Polusi udara yang terhirup dan masuk ke dalam sistem pernapasan menyebabkan gangguan pada paru-paru dan sistem kardiovaskular. Bahkan, polusi udara bisa menyebabkan stroke, penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis, infeksi saluran pernapasan, dan pneumonia.

WHO juga menyebut 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara yang berpolusi. Polusi udara bisa terjadi di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Polusi udara di luar ruangan terjadi akibat asap kendaraan, hasil pembakaran dari pabrik, debu, hingga asap kebakaran hutan. Pada 2016, polusi udara di luar ruangan ini menelan korban 4,2 juta jiwa di dunia.

Polusi udara di dalam ruangan ditimbulkan oleh kegiatan memasak yang menggunakan bahan bakar minyak atau kayu yang menimbulkan banyak asap. Bahan kimia yang terdapat pada alat pembersih rumah tangga juga bisa menimbulkan polusi ini. Data WHO menunjukkan, pada 2016 kematian akibat polusi udara di dalam rumah mencapai 3,8 juta jiwa.

Menurut WHO, sekitar 24% dari kematian yang menimpa orang dewasa akibat penyakit jantung, 25% dari stroke, 43% dari penyakit paru-paru akut, dan 29% disebabkan kanker paru-paru. Semuanya memiliki hubungan dengan polusi udara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement