Aturan Protokol Kesehatan di Kantor di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Sorta Tobing
27 April 2021, 13:40
perkantoran, klaster perkantoran, dki jakarta, covid-19, virus corona, vaksin.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Angka kasus klaster perkantoran DKI Jakarta meningkat selama April ini.

Kasus virus corona pada klaster perkantor di DKI Jakarta meningkat selama bulan ini. Pemerintah provinsi meminta masyarakat untuk waspada. 

Jumlahnya pada 5 sampai 11 April 2021 mencapai 157 kasus. Pada pekan berikutnya, pada 12 hingga 18 April 2021, melonjak hampir tiga kali lipat menjadi 425 kasus. 

Sebagian kasus terkonfirmasi terjadi pada perkantoran yang sudah menerima vaksinasi Covid-19. “Meski sudah mendapatkan vaksinasi, bukan berarti seseorang akan 100% terlindungi infeksi virus corona,” tulis akun Instagram resmi Pemprov DKI Jakarta, @dkijakarta, Minggu (26/4). 

Vaksin virus corona hanya memperkecil kemungkinan terjadinya gejala berat dan komplikasi akibat virus bernama medis SARS-CoV-2 itu. Karena itu, penerapan protokol kesehatan tetap penting masyarakat lakukan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan sedang meneliti penyebab kembali munculnya klaster perkantoran. Tak menutup kemungkinan penyebabnya adalah beberapa pelonggaran, seperti sektor usaha yang sudah hampir semua diperbolehkan beroperasi (dari sebelumnya hanya 11 sektor prioritas) dan jam operasional yang diperpanjang.

Atas peningkatan kasus tersebut, ia meminta seluruh satgas di setiap perkantoran para pimpinan perusahaan hingga karyawan lebih ketat dan lebih berhati-hati menjaga protokol kesehatan. "Justru semakin banyak yang divaksinasi protokol kesehatan harus ditingkatkan sehingga mempercepat penurunan penyebaran Covid-19 dan akhirnya memutus rantai penyebaran," kata Riza.

SIDAK KLASTER PERKANTORAN
Sidak klaster perkantoran. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz)

Jakarta Pusat Perketat Aturan Kapasitas Kantor

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Andri Yansah menyebut kemungkinan peningkatan kasus itu adalah banyaknya perkantoran yang tidak mematuhi protokol kesehatan. 

Selain itu, ada kemungkinan euforia masyarakat yang sudah menerima vaksin dan tidak menjaga protokol kesehatan. "Vaksin itu salah satu, bukan satu-satunya cara, untuk memutus mata rantai penyebaran. Yang paling ampuh itu adalah 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan),” katanya.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...