Kisah Djajadi Djaja, Tersingkir dari Indomie, Dirikan Mie Gaga
Produsen mi instan merek Mie Gaga, PT Jakarana Tama, enggan memberi tanggapan terkait pemberitaan soal komisarisnya, Djajadi Djaja. Perusahaan menyebut komisarisnya tidak pernah memberi pernyataan terkait kompetitornya, Indomie.
"Djajadi Djaja dan PT Jakarana Tama tidak akan memberi tanggapan apapun sehubungan dengan berita yang tersebar," kata Djajadi dalam keterangan resminya, Jumat (25/8).
Pemberitaan ini bermula ketika nama Djajadi kembali muncul di media. Kisahnya ketika menjalin kerja sama dengan Sudono Salim membentuk PT Indofood Interna, lalu pecah kongsi, menjadi perbincangan.
Pada 1993, Djajadi tak lagi berada di perusahaan pembuat Indomie tersebut karena terjadi masalah keuangan. Ia sempat melayangkan gugatan kepada Indofood. Namun, Djajadi tidak berhasil memenangkan upaya tersebut.
Pencetus Indomie dan Mie Gaga
Djajadi Djaja Chow Ming Hua kerap disebut sebagai penemu mi instan di Indonesia. Pria kelahiran tahun 1941 ini memulai langkah bisnisnya dengan mendirikan firma FA Djangkar Djati bersama teman sekolah menengah atas. Usaha ini bergerak di bidang penyaluran barang
Tak hanya firma, Djajadi pun mencoba mendirikan usaha bernama Sanmaru Food Manufacturing. Usaha yang digawangi bersama empat kawannya yakni Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma, yang menempatkan Djaja sebagai direktur pada tahun 1971-1978.
Sanmaru Food Manufacturing ini kemudian memproduksi mie instan yang diberi nama Indonesia Mie atau disingkat Indomie. Perusahaan berhasil mengekspor produknya pada 1982 hingga 1983.
Sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor mereka antara lain Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, beberapa negara di Eropa, Amerika, hingga Australia.
Djajadi bukanlah pencetus usaha mi instan di Indonesia. Pada 1968 PT Lima Satu Sankyu dan PT Sarimi Asli Jaya yang diprakarsai Liem Sioe Liong dan Salim Group lebih dahulu menciptakan merek Sarimi dan Supermie. Tak hanya usaha mie instan, Salim Group juga memiliki usaha terigu dengan merek Bogasari.
Beberapa tahun berselang, Djajadi menjalin kerja sama dengan Salim Group untuk mendirikan PT Indofood Eterna pada 1984. Kerja sama ini terjalin setelah Djajadi dan kawan-kawan menerima tawaran dari Salim Group untuk memindahkan kepemilikan Indomie yang semula berada di tangan Djajadi kemudian berubah menjadi milik Salim Group.