Investasi Jangka Pendek, Pengertian dan Jenisnya
Istilah investasi semakin ramai diperbincangankan. Investasi merupakan upaya menanamkan modal atau dana dengan tujuan memperoleh profit atau keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Aktivitas ini memang cocok dilakukan apabila ingin mencari sumber dana tambahan.
Investasi dapat dilakukan perorangan maupun oleh suatu badan usaha. Beberapa contohnya adalah saham, deposito, obligasi, sukuk, asuransi, dan reksadana. Tak hanya itu, investasi juga dapat pula berupa pembelian tanah, perhiasan, hingga menjalankan bisnis.
Menurut Otoritas Jasa keuangan (OJK), investasi bisa diartikan sebagai penanaman modal dalam jangka waktu tertentu untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Ada dua jenis investasi, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Kedua jenis ini sama-sama menawarkan keuntungan kepada investor. Namun, investor dituntut cermat dalam menerapkan strategi investasi yang cocok untuk dipilih.
Bagi sebagian orang yang tengah mencari dana tambahan untuk kebutuhan mendesak, seperti menambah anggaran untuk membeli rumah, mempersiapkan pernikahan, membiayai perawatan rumah sakit, dan berbagai kebutuhan lainnya, investasi jangka pendek sangat cocok untuk dijadikan pilihan.
Investasi Jangka Pendek
Dari segi modal, investasi jangka pendek bisa dimulai dari modal kecil. Bahkan tidak sedikit yang memulainya hanya dengan modal ratusan ribu saja. Namun, walaupun bermodal kecil, investasi jangka pendek pun memiliki risiko.
Untuk itu, para pelaku investasi jangka pendek mesti meluangkan waktu lebih untuk memantau pergerakan nilai investasi agar tidak keliru ketika memilih waktu dan tempat bertransaksi .
Sebagaian besar orang yang memilih investasi jangak pendek adalah untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan mereka dalam waktu dekat. Untuk itu, umumnya waktu minimal investasinya adalah satu sampai tiga tahun.
Jangka waktu tersebut memungkinkan investor untuk meraup keuntungan yang besar hanya dalam waktu singkat. Di samping itu, investasi jenis ini juga bersifat fleksibel, khususnya dalam mencairkan dana. Investor tidak perlu menunggu asetnya matang untuk dikonversi menjadi uang tunai.
Jenis Investasi Jangka Pendek
Contoh investasi jangka pendek, yaitu:
1. Reksadana pasar uang
Reksadana dapat menjadi satu alternatif investasi, khususnya para pemula. Jenis investasi ini juga cocok untuk pemodal kecil atau tidak punya banyak waktu dan keahlian untuk memahami dan menghitung risiko dari investasi mereka.
Menurut OJK, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi. Dana tersebut kemudian diinvestasikan ke dalam surat-surat berharga, seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Namun, tidak semua reksadana cocok untuk dijadikan aset investasi jangka pendek lantaran punya risiko tinggi, seperti reksadana saham dan campuran. Reksadana yang cocok untuk jangka pendek adalah reksadana pasar uang. Dana yang dikelola akan dialihkan ke deposito dan surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
Di reksadana, investor memperoleh keuntungan dari investasi yang didapat melalui pembagian dividen atau bunga yang dibukukan pada nilai aktiva bersih (NAB). Sementara, manajer investasi yang mengelola dana juga akan memperoleh imbalan dari persentase yang sudah ditentukan berdasarkan nilai aset.
Ada beberapa keuntungan bisa didapat dengan berinvestasi di reksadana, di antaranya:
- Investasi bisa dilakukan dengan modal yang kecil dan bisa melakukan diversifikasi investasi dalam efek.
- Pengelolaan dana investasi dibantu oleh manajer investasi, jadi investor tidak perlu mematau operasional investasinya secara terus menerus.
- Investsai reksadana menjangkau seluruh pemodal, termasuk mereka yang ingin berinvestasi namun tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang saham mana yang sebaiknya dibeli dan dihindari.
2. Deposito
Deposito barangkali sudah cukup familier di kalangan nasabah. Investasi dengan metode deposito memiliki risiko yang lebih rendah dari reksadana. Selain itu, deposito juga bisa ditemui di hampir semua bank.
Deposito dilakukan dengan cara menyimpan sejumlah uang di bank hingga jangka waktu tertentu. Seiring berjalannya waktu, nilai uang tersebut akan naik lantaran adanya bunga. Karena itu, sangat penting untuk menentukan target waktu yang tepat dalam melakukan deposito agar keuntungan yang dihasilkan bisa lebih maksimal.
Kendati minim risiko, deposito memiliki beberapa kelemahan, seperti bunga yang diperoleh investor tidak begitu efisien untuk menandingi inflasi yang terjadi per tahunnya. Imbal hasilnya pun tidak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 5%, dan bisa berubah-ubah karena mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia. Selain itu, nasabah juga dikenakan pajak untuk deposito yang mereka lakukan.
3. Peer to Peer (P2P) Lending
Selain reksadana pasar uang dan deposito, investor jangka pendek juga bisa memilih investasi jenis P2P lending. Saat ini, sudah banyak perusahaan finansial yang memberi penawaran investasi ini dengan keuntungan yang menggiurkan.
P2P lending memungkinkan setiap orang untuk memberikan dan mengajukan pinjaman tanpa melalui perantara bank. Segala transaksi di wadahi oleh perusahaan P2P lending. Dilihat dari jenis pinjamannya, P2P dibagi menjadi dua, yaitu konsumtif dan produktif.
P2P lending produktif diperuntukan bagi peminjam dana yang bergerak di bidang usaha mikro. Sedangkan yang konsumtif membebaskan peminjam menggunakan dana untuk apa pun keperluan mereka. Dari segi tenor, P2P lending punya jangka waktu yang bervariasi, dari hitungan hari hingga tahunan.