Bank Masuk Ekosistem Metaverse, Perbanas: Jangan Rugikan Masyarakat
Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) menanggapi terkait teknologi realitas virtual bersama atau metaverse di sektor perbankan. Sekretaris Jendral Perbanas Anika Faisal, mengatakan perkembangan teknologi ke ranah sektor perbankan merupakan proses, khususnya jika suatu saat perbankan masuk dalam sistem metaverse.
"Proses itu dilakukan tapi harus berhati-hati dalam artian kalau masyarakat tidak boleh dirugikan hanya karena inovasi mungkin poinnya di situ,"katanya dalam konferensi pers, Jumat (9/9).
Menurutnya, hal yang penting yaitu bagaiaman melayani nasabah sehingga berfokus kepada kebutuhan masyarakat terlebih dulu. "Channel bisa berkembang, yang penting produk itu ada dan bagaimana produk ini di deliver dengan baik," ungkapnya.
Sependapat, Wakil Sekretaris Jendral Aftech Dickie Widjaja, mengatakan bahwa melindungi konsumen tidak bisa tiba-tiba menciptakan suatu inovasi layanan di metaverse. Menurutnya, inovasi yang baik ketika juga memperhatikan keamanan dan dapat melindungi konsumen.
"Selain itu ada kita akan melihat balance antara inovasi perihal konsumen dan regulasinya. Jadi kalau menurut saya masih panjang dan masih banyak yang harus dipelajari," katanya.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku masih belum menemukan konsep penerapan metaverse dalam sektor keuangan.
Bahkan, Kepala Inovasi Keuangan Digital OJK Triyono menilai, metaverse juga masih terlalu berisiko untuk diterapkan dalam sektor keuangan. Sebab, teknologi tersebut belum memiliki kejelasan konsep.
Kepala Inovasi Keuangan Digital OJK Triyono menilai, metaverse juga masih terlalu berisiko untuk diterapkan dalam sektor keuangan. Sebab, teknologi tersebut belum memiliki kejelasan konsep.
Teknologi metaverse, katanya, merupakan sebuah kehidupan maya. "OJK belum ada bayangan untuk membuka lembaga keuangan di metaverse,” katanya pada kelas jurnalis OJK di Jakarta, Rabu (7/9).
Di tengah keraguan dalam penerapan teknologi metaverse, PT Bank KEB Hana Indonesia tengah serius dalam mengkaji kemungkinan pengembangan metaverse untuk sektor keuangan.
Perusahaan induk Bank KEB Hana Indonesia yang berbasis di Korea Selatan mencari bentuk yang paling tepat terkait metaverse. "Kalau sudah ada, baru kami masuk,"kata Consumer Banking Director Bank KEB Hana Indonesia Anton Hermawan, saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/7).
Ia mengatakan, ada sejumlah bentuk use case metaverse yang bisa diterapkan di sektor perbankan. Namun, bagi perusahaan, teknologi metaverse mesti mengakomodasi semua kebutuhan nasabah dalam memenuhi gaya hidup.
Selain itu, sejumlah bank BUMN juga turut mengembangkan ekosistem metaverse dengan bekerja sama dengan WIR Asia seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBNI).