Profil Blibli: IPO Awal November, Masih Rugi Rp 2,48 Triliun
Entitas perusahaan milik Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli bakal melantai di Bursa Efek Indonesia awal bulan depan. Rencana yang sebelumnya cukup lama mengemuka di pasar akhirnya sudah terjawab.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan perusahaan, Senin (17/10), Blibli berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 saham atau setara 15% saham dengan harga penawaran awal Rp 410 sampai dengan Rp 460 per sahamnya. Dengan demikian, dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana senilai Rp 8,17 triliun.
Aksi korporasi ini berpotensi menjadi penghimpunan dana terbesar kelima di pasar modal Tanah Air setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) Rp 21,90 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) Rp 18,79 triliun, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,73 triliun, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Rp 12,25 triliun.
Rencananya, Blibli akan menggunakan dana Rp 5,50 triliun yang akan digunakan untuk pembayaran seluruh saldo fasilitas utang perbankan. "Sisanya akan digunakan oleh perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha dan pengembangan usaha perseroan," ungkap manajemen Blibli.
Berdasarkan kinerja keuangan sampai dengan periode 30 Juni 2022, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 6,71 triliun, naik 123,77% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 2,99 triliun.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok Blibli juga meningkat 121,78% menjadi Rp 6,15 triliun dari sebelumnya Rp 2,77 triliun. Selama enam bulan pertama, Blibli masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,48 triliun, naik signifikan dari periode semester pertama 2021 yang sebesar Rp 1,18 triliun.
Bila dibandingkan dengan kompetitornya, kinerja keuangan GOTO saat sebelum IPO juga tercatat masih membukukan kerugian Rp 11,5 triliun mengacu pada kinerja keuangan per September 2021. Sedangkan, Bukalapak juga mencatatkan kerugian senilai Rp 1,34 triliun pada 2020 sebelum perusahaan melantai di pasar modal Tanah Air 29 Juli 2021.
Sinyal IPO entitas Grup Djarum ini kian mencuat setelah perusahaan menggabungkan ekosistem Blibli Tiket yang terdiri dari Blibli, agen perjalanan online Tiket.com, dan supermarket Ranch Market. Penggabungan entitas perusahaan tersebut diluncurkan melalui tayangan video di akun resmi Youtube Blibli.
Blibli merupakan situs e-commerce yang berdiri pada 2011. Kemudian, sejak tahun 2017 perusahaan mengakuisisi Tiket.com, perusahaan online travel agent (OTA). Ekspansi Blibli juga berlanjut dengan mengakuisisi 70,56% saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC).
Saat ini, kepemilikan saham Blibli dimiliki PT Global Investama Andala dengan kepemilikan 98,46%. Setelah IPO, porsi kepemilikan Global Investama terdilusi menjadi 83,69%. Pemegang saham publik 14,95% dan sisanya pemegang saham individu dengan kepemilikan di bawah 1%.
Dalam IPO ini, masa penawaran awal dijadwalkan pada 17 sampai dengan 24 Oktober 2022. Perkiraan tanggal efektif OJK dijadwalkan pada 28 Oktober 2022. Selanjutnya masa penawaran umum atau IPO akan berlangsung pada 1-3 November 2022 dengan perkiraan tanggal pencatatan saham di bursa pada 7 November 2022. Perusahaan menunjuk BCA Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Berikut ini adalah susunan pengurus Blibli:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Martin Basuki Hartono
Wakil Komisaris Utama: Honky Harjo
Komisaris Independen: Raden Pardede
Komisaris Independen: Kusmayanto Kadiman
Direksi
Direktur Utama : Kusumo Martanto
Direktur: Hendry
Direktur: Lisa Widodo
Direktur: Eric Alamsjah Winarta
Direktur: Andy Untoro