Blibli disebut telah mengumpulkan Rp 8,01 triliun pada masa penawaran awal (book building) dengan menjual 17,8 miliar saham dengan harga penawaran umum perdana Rp 450 per saham.
Blibli mengincar Rp 8,7 triliun dari IPO yang sebagian besar akan dipakai untuk membayar utang. Ada risiko bayang-bayang resesi dan sentimen investor yang bisa menghambat performa sahamnya.
Sosok di balik rencana IPO Blibli adalah Kusumo Martanto. Pria kelahiran Semarang ini merupakan pendiri sekaligus CEO e-commerce milik Grup Djarum tersebut.
Blibli telah melakukan langkah merger dan investasi ke sejumlah perusahaan teknologi, termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Polinasi Iddea Investama (Halodoc).
Blibli dianggap memiliki dukungan dari kekuatan Grup Djarum yang besar, sehingga berpotensi untuk memiliki prospek fundamental yang baik secara tren jangka panjang.
Analis menilai IPO Blibli akan menarik bagi investor di sisa tahun ini. Blibli terafiliasi dengan konglomerasi besar Grup Djarum, sehingga akan menjadi katalis positif.
Blibli berencana IPO awal November 2022 dengan melepas 15% saham ke publik. Perusahaan berpotensi menggalang dana IPO Rp 8,17 triliun atau perolehan terbesar kelima di BEI.