Beban Naik, Laba XL Axiata Turun 3,46% Jadi Rp 1,01 Triliun di Q3
Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL), mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 981,20 miliar sepanjang kuartal III 2022. Perolehan laba tersebut turun 3,46% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 1,01 triliun.
Berkebalikan dengan raihan laba, pendapatan EXCL naik 9,06% menjadi Rp 21,59 triliun pada kuartal III di tahun 2022 dari perolehan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 19,80 triliun.
Meningkatnya pendapatan EXCL dikontribusi dari data dan layanan digital Rp 19,71 triliun yang naik 8,94% dari tahun sebelumnya periode yang sama Rp 18,09 triliun. Namun, pendapatan dari percakapan dan SMS turun 23,18% menjadi Rp 792,87 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun.
Selain itu raihan pendapatan dari jasa interkoneksi dan jasa telekomunikasi sebesar Rp 1 triliun yang naik 47,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 680,19 miliar.
Indikator | Kuartal III 2022 | Kuartal III 2021 | Persentase |
Pendapatan | Rp 21,59 triliun | Rp 19,80 triliun | 9,06% |
Laba | Rp 981,20 miliar | Rp 1,01 triliun | -3,46% |
Ekuitas | Rp 20,71 triliun | Rp 20,08 triliun (31 Desember 2021) | 3,09% |
Liabilitas | Rp 60,96 triliun | Rp 52,66 triliun (31 Desember 2021) | 15,75% |
Aset | Rp 81,67 triliun | Rp 72,75 triliun (31 Desember 2021) | 12,26% |
Sumber: laporan keuangan perusahaan. Data diolah penulis.
Perusahaan juga mencatatkan jumlah beban infrastruktur yang naik 2,08% menjadi Rp 6,07 triliun dari periode yang lalu Rp 5,95 triliun. Adapun jumlah beban dan pemasaran yang dicatatkan perseroan Rp 1,97 triliun atau naik 4,66% dari tahun sebelumnya Rp 1,88 triliun.
Sementara, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 20,71 triliun atau naik 3,09% dari posisi 31 Desember 2021 senilai Rp 20,08 triliun. Selanjutnya, perseroan mencatatkan liabilitas Rp 60,96 triliun atau naik 15,75% dari akhir 2021 Rp 52,66 triliun.
Di samping itu, aset perseroan EXCL tercatat Rp 81,67 triliun atau naik 12,26% dari posisi Desember tahun lalu yaitu Rp 72,75 triliun.
Adapun, perseroan mengatakan ada sejumlah peluang positif di industri telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk dapat meningkatkan performa ke depan.
Peluang pertama yaitu permintaan pada layanan fixed data, di mana penetrasi untuk layanan ini masih cukup rendah. Artinya, ada potensi besar bagi operator telekomunikasi untuk meraih pertumbuhan tinggi di layanan konsumer maupun segmen korporasi.
Kedua, permintaan untuk layanan digital akan tetap kuat karena masyarakat merasa mendapatkan banyak kemudahan dengan gaya hidup hibrida. Compounded Annual Growth Rate atau CAGR untuk konsumsi data pengguna layanan seluler diproyeksikan mencapai 16% hingga tahun 2026.
Compounded Annual Growth Rate atau CAGR merupakan tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu.
Ketiga, pelanggan menginginkan layanan yang simpel dan lengkap. Hal ini merupakan peluang untuk produk konvergensi yang dapat memberikan pengalaman lengkap bagi pelanggan XL.