AKRA Bukukan Laba Rp 607 Miliar di Kuartal Pertama 2023, Naik 42%
Emiten penyalur bahan bakar minyak, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), mencatatkan pertumbuhan laba bersih 42% secara tahunan (yoy) sebesar Rp 607 miliar untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023. Angka ini lebih besar dibandingkan pada kuartal pertama tahun lalu yang mencapai Rp 428 miliar.
Presiden Direktur Haryanto Adikoesoemo mengatakan AKR secara konsisten menjalankan manajemen modal kerja yang ketat di tengah suku bunga yang meningkat dan ketidakpastian pasar. "Kami terus menunjukkan kinerja konsisten di mana kuartal pertama 2023 telah mencapai Rp 607 miliar," kata Haryanto dalam keterangan resmi, Rabu (26/4).
Pertumbuhan itu, kata dia, berasal dari peningkatan bisnis perdagangan dan distribusi serta kontribusi yang lebih tinggi dari JIIPE karena perseroan membukukan penjualan tanah seluas 19,6 hektare dari Hailiang.
Kinerja ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan yang kuat hasil selama tiga tahun terakhir. Perusahaan melaporkan pendapatan penjualan konsolidasi sebesar Rp 10,95 triliun selama triwulan pertama 2023.
Pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi atau EBITDA selama kuartal tersebut naik 41% menjadi Rp 919 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Adapun rasio lancar perusahaan meningkat menjadi 1,7 kali dan return of equity pada periode ini dilaporkan sebesar 21%.
Pada kuartal pertama 2023, dari segmen Kawasan Industri perusaahaan membukukan penjualan tanah sebesar Rp 482 miliar dan sewa lahan dan utilitas meningkat menjadi Rp 66 milia. Lalu pada Maret 2023 JIIPE membukukan penjualan tanah dari perusahaan besar asing, Hailiang yang akan membangun pabrik untuk foil dan lembaran tembaga.
Adapun pendapatan perdagangan dan distribusi tercatat Rp 10,01 triliun selama kuartal pertama 2023 dari Rp 9,6 triliun pada kuartal pertama pada 2022, dengan pertumbuhan sebesar 4,3%.
Selanjutnya laba bruto perdagangan dan distribusi meningkat 20% yoy menjadi Rp 717 miliar. Segmen kawasan industri menyumbang 26%, lebih besar dari kuartal pertama 2022 8% dan tumbuh 352% yoy menjadi Rp 276 miliar selama kuartal pertama 2023. Margin laba bruto keseluruhan selama Q1 2023 tetap kuat di 10% dari pendapatan penjualan.
Haryanto juga menjelaskan indikator ekonomi makro menunjukkan bahwa Indonesia berada di arah perluasan industri hilir dan manufaktur, memberikan ruang pertumbuhan untuk bahan kimia dasar dan produk minyak bumi ke berbagai sektor.
"Selain itu, bisnis kawasan industri kami mulai mendapatkan daya tarik yang signifikan karena program hilir pemerintah menunjukkan kemajuan yang berkelanjutan dan lingkungan investasi yang lebih baik, peleburan tembaga terbesar sedang dibangun di JIIPE dan investasi dari berbagai industri manufaktur hilir menciptakan ekosistem untuk industri terkait tembaga dan EV," katanya.