Permintaan Tinggi, Pelaku Usaha Tanaman Hias Kesulitan Ekspor ke UEA
Ekspor tanaman hias Indonesia pada semester I 2022 mencapai Rp 1,3 triliun. Namun demikian, eksportir tanaman hias menghadapi tantangan untuk memenuhi permintaan ekspor dalam volume besar secara berkelanjutan.
Ketua Asosiasi Perhimpunan Florikultura Indonesia, Rosi Nur Apriyanti, mengatakan ekspor tersebut terdiri dari 207 jenis tanaman hias. Tujuan ekspor tanaman Indonesia tersebar ke beberapa negara besar diantaranya adalah Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab atau UEA.
Namun demikian, kemampuan pelaku industri tanaman hias masih terbatas untuk memenuhi permintaan eksportir dalam jumlah banyak. Misalnya saja Uni Emirat Arab yang pernah meminta seribu tanaman hias aglonema. Rosi mengatakan, hingga saat ini Indonesia belum bisa memenuhi permintaan UEA tersebut.
"Mereka meminta kuantitasnya banyak, kontinuitas nya juga, nah ini tantangan kita sebagai pelaku tanaman seluruh Indonesia, karena ada permintaan seribu per satu jenis tanaman untuk aglaonema, dan ini belum terpenuhi, pada nyerah semua ini," ujar Rosi di Jakarta Covention Center (JCC), Jumat (14/10).
Rosi mengatakan, pihaknya tengah berupaya agar permintaan ekspor tersebut dapat terpenuhi. Upaya tersebut adalah dengan merencanakan pembangunan kampung aglonema di daerah Jawa Tengah, karena dinilai biaya produksinya jauh lebih murah dibandingkan di Jakarta.
Dia mengatakan, ternd tanaman hias memang menurun jika dibandingkan saat pandemi. Saat itu, banyak masyarakat yang melakukan budidaya tanaman hias karena harus menghabiskan waktu di rumah selama karantina.
Namun demikian, Rosi mengatakan, pasar tanaman hias di Indonesia masih menunjukkan propesk positif. Sejumlah jenis tanaman hias pun masih diburu dan menjadi favorit masyarakat.