Lima Fakta Bandara Kertajati, Bakal Jadi Pengganti Husein Sastranegara
Presiden Joko Widodo menargetkan Bandara International Jawa Barat Kertajati atau bandara Kertajati beroperasi penuh mulai Oktober 2023. Penerbangan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, akan dialihkan ke Bandara Kertajati.
Saat meninjau Bandara Kertajati, Presiden Joko Widodo mengapresiasi peningkatan aktivitas penerbangan di Bandara Kertajati. Bandara Kertajati bahkan telah melayani sekitar 8.000 jemaah haji dari tujuh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.
"Nantinya dimulai bulan Oktober Bandara ini akan beroperasi secara penuh. artinya dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati utamanya untuk yang pesawat jet," kata Joko Widodo, dikutip dari keterangan pers Kementerian Perhubungan, Rabu (12/7).
Selain untuk embarkasi haji, bandara terbesar di Provinsi Jawa Barat ini juga telah melayani sejumlah penerbangan internasional. Di antaranya penerbangan umrah empat kali seminggu dan penerbangan rute Kuala Lumpur-Kertajati sebanyak dua kali seminggu.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut mengapresiasi minat investor dari beberapa negara yang akan berinvestasi di Bandara Internasional Kertajati. Presiden mengatakan bahwa pemerintah akan segera memutuskan dan mempercepat proses investasi para investor tersebut.
"Kita putuskan nanti bulan Oktober agar yang mengoperasikan dan juga ikut dalam kepemilikan Bandara Kertajati kita harapkan traffic-nya, lalu lintasnya makin padat apabila ada investor luar yang bergabung di Bandara Kertajati ini," ujar Jokowi.
Berikut 5 Fakta Bandara Kertajati:
1. Bandara terbesar kedua di Indonesia
Bandara Kertajati memiliki luas 1.800 hektare dan memiliki kapasitas 11 juta penumpang. Luas tersebut menempatkan bandara ini menempati posisi kedua terbesar di Indonesia.
Sementara posisi pertama adalah Bandara Soekarno-Hatta seluas 2.137 hektare. Bandara tersebut memiliki kapasitas 66 juta penumpang
2. Bisa melayani pesawat berbadan lebar
Bandara Kertajati memiliki panjang landasan sampai 3.000 meter dan bisa difungsikan secara penuh. Landasan yang panjang tersebut membuat Bandara Kertajati bisa melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 atau Airbus A380.
3. Dibangun dengan dana jumbo
Bandara Kertajati dibangun dengan dana jumbo senilai Rp 2,6 triliun. Angkasa Pura II akan mengelola bandara ini selama 17 tahun dari 2018 hingga 2035.
Operasional Bandara Kertajati dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah PT Bandarudara International Jawa Barat. Adapun pemegang saham PT BIJB adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat (82,29%), Angkasa Pura 2 (15,41%), Koperasi Sejahtera Jawa Barat (1,62%) dan PT Jasa Sarana (0,8%).
4. Sempat Mati Suri
Bandara Kertajati diresmikan di Majalengka, Jawa Barat, pada 24 Mei 2018. Namun peresmian bandara ini tidak mendapatkan respons positif dari penumpang. Hal itu terlihat dari jumlah penumpang yang minim alias sepi.
Maskapai penerbangan yang sebelumnya beroperasi pun mulai menutup rute pernebangan dari Kertajati. Akhirnya bandara ini pun berhenti melayani penerbangan reguler pada Juli 2019.
Salah satu penyebab dari penumpang yang sepi tersebut adalah minimnya akses menuju bandara. Pasalnya, tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu yang menjadi akses utama Bandara Kertajati belum rampung.
Hingga akhirnya, Presiden Joko Widodo meresmikan tol Cisumdawu beroperasi penuh pada Selasa (11/7). Keberadaan Tol Cisudawu dapat mempercepat waktu tempuh Bandung ke Bandara Kertajati menjadi hanya satu jam. Diharapkan hal itu dapat meningkatkan jumlah penumpang Bandara Kertajati.
Jokowi menargetkan Bandara Kertajati kembali beroperasi penuh pada Oktober 2023. Kertajati juga akan menjadi pengganti Bandara Husein Sastranegara di Bandung.
5. Bagian dari Kawasan Rebana
Bandara Kertajati merupakan bagian dari rencana pembangunan pusat pertumbuhan baru Jawa Barat bertajuk Kawasan Rebana Metropolitan. Kawasan ini bertujuan untuk pemerataan ekonomi dan pembangunan di Jawa Barat.
Dikutip dari situs Bappeda Provinsi Jawa Barat, Rebana Metropolitan merupakan kawasan industri dan perkotaan yang wilayahnya berada di utara atau timur laut Provinsi Jawa Barat. Kawasan itu meliputi Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kota Cirebon.
Kawasan Rebana Metropolitan ditargetkan menjadi pusat perekonomian pada 2023. Selain Bandara Kertajati, terdapat sejumlah Proyek Strategis Nasional yang dibangun di antaranya Pelabuhan Patimban dan Tol Cisumdawu.
Berikut 10 bandara terbesar di Indonesia, seperti tertera dalam grafik.