Pertamina Ungkap Strategi Kunci Pendanaan Proyek Terbesar di Indonesia

Pertamina membentuk Holding-Subholding di Pertamina Group guna meraih keberhasilan dalam pelaksanaan project financing untuk proyek-proyek besar.
Umar Qadafi
Oleh Umar Qadafi - Tim Publikasi Katadata
10 Oktober 2023, 22:08
Para pekerja dalam Holding-Subholding di Pertamina Group.
Dok. Pertamina
Para pekerja dalam Holding-Subholding di Pertamina Group.

Langkah pembentukan Holding-Subholding di Pertamina Group menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan project financing untuk proyek-proyek besar di Pertamina.

Salah satu proyek besar yang ditugaskan kepada PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) adalah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Dalam penyelesaian project financing proyek RDMP Balikpapan yang melibatkan 4 Export Credit Agency (ECA) dan 22 Commercial Banks, KPI dan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) membutuhkan aksi yang gesit serta pengambilan keputusan yang cepat agar percepatan penyelesaian project financing ini dapat dilakukan.

Dalam satu tahun terakhir dari 2022 hingga 2023, KPI dan KPB ‘menjemput bola’ ke seluruh lenders/ECA untuk percepatan penyelesaian project financing.

“Ternyata untuk 5C (Capacity, Capital, Collateral, Conditions, Character) yang sebagai dasar kita untuk mengambil kredit, yang terpenting sebenarnya character, bagaimana character kita bisa diterima oleh para lenders kita, dan mereka percaya dengan kita agar project financing kita bisa berjalan,” tutur Direktur Keuangan KPI, Fransetya Hasudungan Hutabarat.

Fransetya sendiri menyampaikan hal tersebut dalam ajang “Conference & Awarding Indonesia SWA 100 & Best CFO Forum 2023” yang diselenggarakan oleh SWA di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (4/10).

Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan project financing RDMP Balikpapan adalah skema yang digunakan yaitu Trustee Borrowing Scheme (TBS), di mana pelaksanaan project financing ini dijalankan tanpa collateral, hanya mengandalkan tolling agreement antara KPI dan KPB.

Keterbatasan dana ekuitas yang dapat digunakan untuk progres proyek RDMP Balikpapan juga memberikan waktu yang sangat terbatas untuk penyelesaian project financing.

Hal-hal tersebut menjadi tantangan yang cukup berat bagi Fransetya dan tim dalam pelaksanaan project financing. Namun demikian, ia dan tim berhasil menyelesaikan project financing dengan baik dan terus mendukung proyek RDMP Balikpapan tetap berprogres tanpa kekurangan dana.

Beberapa key strategies yang dijalankan dalam pelaksanaan project financing proyek RDMP Balikpapan yaitu melakukan penunjukkan Legal Advisors dan Financial Advisors yang tepat dan kompeten, kemudian juga secara agresif dan aktif melakukan pertemuan luring dengan lenders dan advisors untuk mempercepat penyelesaian project financing, serta menyediakan Shareholder Loan kepada KPB sebagai eksekutor proyek agar progres proyek terus berjalan.

Fransetya juga menyampaikan bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan project financing proyek RDMP Balikpapan, mulai dari sizing project financing yang cukup besar yaitu sebesar 3,1 miliar USD. Project financing ini berhasil mendapatkan over-subscribed hingga 4,39 miliar dolar AS (142%) meskipun di tengah ekonomi dunia yang sedang bergejolak pada saat itu.

Kemudian, selain itu Fransetya juga menyampaikan keberhasilan lain dalam project financing ini adalah bisa mendapatkan bunga yang lebih rendah dibandingkan proyek terdahulu.

“Kami dengan bangga mempersembahkan The Biggest Project Financing di Pertamina yang melibatkan ECA, dengan nilai 3,1 miliar USD atau sekitar 45 triliun rupiah, demi ketahanan energi di Indonesia, supaya kita tidak lagi mengimpor dalam jumlah yang besar, agar kita bisa mandiri,” ujarnya di akhir penyampaian materi.

Sehubungan dengan proyek RDMP Balikpapan, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang sangat diperlukan untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.

"Pertamina memerlukan kemitraan dari lembaga keuangan untuk mempercepat penyelesaian proyek. Untuk itu, peran Chief Financial Officer menentukan dalam menghadirkan dan mengelola pembiayaan proyek,” tutur Fadjar.

PT Kilang Pertamina Internasional sendiri merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance).

PT KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.

PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata Kelola perusahaan yang baik.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...