Jokowi Akan Beri 6 Tokoh Gelar Pahlawan, Ada Jurnalis Perempuan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Jumat (8/11) akan memberikan memberikan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh menjelang peringatan hari Pahlawan pada 10 November. Enam tokoh penerima gelar pahlawan ini berasal dari berbagai kalangan.
Penetapan gelar pahlawan nasional itu diputuskan dalam pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (6/11).
Dari beragam informasi, enam tokoh tersebut yakni tiga anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/PPKI) yang belum mendapat anugerah, satu tokoh perempuan jurnalis dan pendidikan dan satu tokoh dokter yang berjasa di dunia pendidikan. Lainnya merupakan satu sultan dari provinsi yang pernah menentang Belanda.
(Baca: Putra Sulung Habibie: Bapak Meninggalkan Dunia dengan Rasa Cinta)
Ada tiga tokoh yang telah terkonfirmasi menerima penghargaan gelar pahlawan yakni, Roehana Koeddoes, Abdul Kahar Mudzakir dan Sardjito.
Tokoh lainnya yang dikabarkan menerima penghargaan yakni Alexander Andries (AA) Maramis, KH Masykur dan Sultan Himayatuddin.
Roehana Koeddoes merupakan tokoh jurnalis perempuan pertama asal Koto Gadang, Kabupaten Agam Sumatera Barat. Roehana Koeddoes sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia membuat surat kabar Sunting Melayu yang terkenal di tahun 1970-an.
Kepala Dinas Sosial Sumbar, Jumaidi mengatakan pihaknya sudah mendapatkan surat undangan untuk penganugerahan gelar di Istana Negara, Jumat (8/11). "Surat tersebut sudah disampaikan ke gubernur dan ahli waris," kata Jumaidi, dikutip dari Antara.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat Heranof mengatakan proses mengangkat Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional sudah sejak lama dilakukan. "Kementerian Sosial pun sudah beberapa kali melakukan kunjungan," kata Heranof.
(Baca: Kakeknya Dapat Gelar Pahlawan dari Jokowi, Anies: Prosesnya Sejak 2010)
Dua tokoh lainnya yakni Abdul Kahar Mudzakir dan Sardjito sama-sama berasal dari Yogyakarta. Abdul Kahar Mudzakir lahir di Kotagede, Yogyakarta pada 1908 dan wafat pada 2 Desember 1973. Ia antara lain dikenal sebagai perintis Universitas Islam Indonesia (UII) serta sempat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Ada pun Sardjito merupakan perintis serta rektor pertama UGM pada 1950-1961, lalu menjabat sebagai rektor di UII pada 1961-1970. Selama ini, nama Sardjito juga telah diabadikan sebagai nama rumah sakit umum pusat di Yogyakarta.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi menyatakan mendapatkan undangan dari Kemensos RI mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk menghadiri acara Penganugerahan Pahlawan Nasional di Istana Negara.
Usulan gelar itu berdasarkan Surat Mensos RI Nomor 23/MS/A/09/2019 pada 9 September 2019 perihal usulan calon Pahlawan Nasional Tahun 2019. Pengusulan kedua tokoh itu, menurut dia, telah melalui beberapa proses di antaranya harus melengkapi data perjuangan serta telah diseminarkan hingga kemudian dikaji oleh tim penilai daerah.
"Setelah layak dirokemendasi ke gubernur, gubernur baru ke Kementerian Sosial," kata Untung.