Ikuti Jejak Gus Dur, Kunjungan Yahya Staquf ke Israel Tuai Kontroversi

Ameidyo Daud Nasution
Oleh Ameidyo Daud Nasution - Yuliawati
13 Juni 2018, 14:07
Presiden Jokowi melantik Yahya Staquf sebagai Wantimpres
www.setkab.go.id
Yahya C, Staquf usai dilantik sebagai anggota Wantimpres, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5).

Kunjungan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf ke Israel menuai kontroversi. Yahya hadir dalam forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 10-13 Juni 2018.

Yahya Staquf yang merupakan mantan juru bicara Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (almarhum), mengikuti jejak Gus Dur dalam lawatan ke Israel. Gus Dur pada 16 tahun lalu pun hadir dalam AJC Global Forum dan selama masa hidupnya pernah mengunjungi Israel sebanyak tiga kali.

Yahya menyatakan kehadirannya dalam AJC Global Forum untuk memberikan dukungan kepada Palestina. “Saya berdiri di sini untuk Palestina, saya berdiri di sini atas dasar bahwa kita semua harus menghormati kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka,” kata Yahya, seperti dikutip dari situs resmi NU.  

(Baca juga: Mantan Jubir Gus Dur Akan Berhati-hati Beri Masukan Ke Jokowi)

Kontroversi muncul setelah AJC Global Forum merilis video diskusi antara Yahya dengan Rabi David Rosen yang juga International Director of Interreligious Affairs AJC Global Forum.

Dari transkrip diskusi yang diunggah situs NU, Rosen mempertanyakan pendapat Yahya mengenai eskalasi konflik antara Palestina dan Israel yang berdampak pada sentimen Islam dan Yahudi di beberapa negara termasuk di Indonesia.

Putra KH Cholil Bisri Rembang mengungkapkan bahwa konflik Palestina dan Israel terkait dengan kekurangpahaman dengan akar konflik sesungguhnya. Sehingga masing-masing agama harus memahami ajarannya dengan baik dan benar.

Yahya menegaskan, solusi perdamaian dunia di Timur Tengah dan di belahan dunia manapun adalah dengan Rahmah atau kasih dan peduli pada sesama manusia.

"Jika kita memilih Rahmah, baru kita bisa berbicara soal keadilan. Karena keadilan bukan hanya merupakan sesuatu yang kita inginkan, tapi juga tentang kemauan untuk memberikan keadilan bagi orang lain," kata Yahya.

Rosen pun memberikan respons konsep Rahman dan Rahim memiliki kemiripan dalam Yahudi. "Hal ini mengindikasikan bahwa Islam dan Yahudi sejatinya memiliki kedekatan dalam spirit dan tradisi keagamaan," kata Rosen.

RI Jadi Anggota DK-PBB, Jokowi Akan Fokus Usung Isu Palestina

Dianggap tak mendukung Palestina

Pernyataan Yahya menimbulkan reaksi tokoh politik di dalam dan luar negeri. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengkritik Yahya lewat cuitan di twitter. "Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas kepada perjuangan Palestina," kata Fadli.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...