Dana Pemulihan Pariwisata Rp 14,4 Triliun, Fokus Lima Destinasi

Yuliawati
Oleh Yuliawati
14 Agustus 2020, 19:06
Jokowi, pandemi corona, pariwisata
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Sejumlah anak bermain bola voli di Pantai Karangantu menjelang matahari tenggelam (sunset), Kasemen, Serang, Minggu (2/8/2020).

Pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan pariwisata dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 (RAPBN 2021) sebesar Rp 14,4 triliun. Presiden Joko Widodo mengatakan anggaran tersebut akan diprioritaskan untuk pemulihan ekonomi di sektor pariwisata sebagai akibat pandemi corona.

Jokowi mengatakan anggaran pariwisata akan fokus pada pengembangan lima destinasi utama.  "Pengembangan destinasi pada lima kawasan yakni Danau Toba,  Borobudur,  Mandalika,  Labuan  Bajo,  dan Likupang," kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan dan RUU APBN 2021 di DPR, Jumat (14/8).

Dalam pidatonya Jokowi mengatakan pengembangan pariwisata akan menekankan pada tiga aspek yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Selain itu, akan ada peningkatan promosi dan partisipasi pelaku usaha swasta.

Untuk meningkatkan daya tarik, promosi menggunakan pendekatan storynomics tourism yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan kekuatan budaya.

Pemerintah juga menggandeng swasta dalam skema Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU). "KPBU dalam membangun pusat-pusat hiburan, seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan," kata Jokowi.

Pandemi virus corona berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang semester satu lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah turis asing yang melancong ke RI pada enam bulan pertama 2020 hanya 3,09 juta orang atau anjlok 59,9% dari periode yang sama tahun lalu.

Pemerintah sudah membuka kembali pariwisata untuk domestik di Bali sejak 31 Juli lalu. Namun, bagi turis asing tetap terlarang berwisata ke Indonesia hingga akhir tahun 2020.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan pemulihan pariwisata akibat pandemi Covid-19 memakan waktu 10 bulan.

Sementara  itu Chairman Indonesia General Manager Hotel Association Wita Jacob menilai pemulihan sektor pariwisata, khususnya Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Wita membandingkan pemulihan pariwisata di saat krisis moneter pada 1998.

Ketika itu, industri perhotelan tidak sebanyak sekarang. Krisis moneter pada 1998 pun hanya dialami beberapa negara, tidak seperti pandemi corona yang menyebabkan banyak negara mengalami resesi.

"Karena saya punya pengalaman itu, ya kita realistis saja. Itu butuh dua tahun untuk recovery," kata Wita dalam seri Virtual Katadata Forum bertajuk Masa Depan Industri MICE Pascapandemi Covid-19, Selasa (2/6).

Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC) memprediksi kerugian sektor pariwisata dan perjalanan secara global. Dalam skenario terbaik, WTTC memprediksi terdapat 98,2 juta pekerjaan yang hilang akibat pandemi Covid-19. Berikut grafik databoks:

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...