Pariwisata Diramal Belum Pulih pada 2021, 50% Turis Tunda Perjalanan
Sektor pariwisata global dan nasional diperkirakan belum bisa pulih pada tahun depan. Pemulihan pariwisata tergantung keandalan vaksin virus corona dan kemampuan menangani varian baru virus tersebut.
Vice President ADB Bambang Susantono menyatakan belum pulihnya sektor pariwisata pada tahun depan karena masih 50% turis menunda perjalanan internasional selama semester pertama 2021 hingga akhir tahun depan. Hal ini tercermin dari survei yang diterbitkan International Air Traffic Association atau IATA.
"Tampaknya sektor pariwisata masih belum bisa pulih pada tahun 2021," ujar Bambang Susantono dalam seminar daring yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Jakarta, Senin (28/12).
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai kebangkitan industri penerbangan tahun depan ditentukan oleh kemampuan program vaksinasi mengatasi varian baru virus Covid-19.
"Bila program vaksinasi efektif mampu mencegah penularan Covid-19, termasuk mengatasi virus varian baru, maka dunia transportasi udara dan bisnis penerbangan dan sektor-sektor lainnya akan kembali bergerak positif," kata Ketua I MTI Bidang Advokasi, Edukasi, dan Hukum Regulasi Transportasi, Suharto Abdul Majid.
Kebangkitan yang dimaksud, kata dia, minimal industri penerbangan dapat kembali pulih secara bertahap mendekati pencapaian 2019. "Momentum ini tentu saja harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh dunia usaha bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat," kata Suharto.
Dia menilai kolaborasi antar pemerintah dan industri penerbangan pada masa pemulihan semakin dibutuhkan, agar masyarakat dapat melakukan perjalanan melalui penerbangan dengan aman dan selamat.
Sebaliknya, bila penyebaran Covid-19 semakin meluas, maka dunia penerbangan harus tetap melakukan strategi sebagaimana telah dilakukan pada 2020.
Dia mengatakan campur tangan pemerintah untuk penyelamatan bisnis penerbangan harus lebih ditingkatkan lagi sambil memberlakukan pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan dan PSBB yang lebih diperketat.
"Berdasarkan pengalaman tahun ini, kekuatan dunia penerbangan Indonesia terletak pada penerbangan domestik yang mampu menyumbang hingga 90 persen dan pasar angkutan kargo atau logistik yang memberikan andil pendapatan yang cukup baik," ujar Suharto.