Pilihan Booster, Apakah Penerima Vaksin Sinovac bisa Pakai Pfizer?

Rizky Alika
11 Januari 2022, 10:45
Sinovac, Pfizer, booster
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Petugas kesehatan memasukan vaksin COVID-19 ke jarum saat vaksinasi massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/3/2021).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin dosis tambahan atau booster Covid-19. Ada  lima vaksin yang mendapatkan izin yakni Sinovac, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zivifax.

Vaksin booster tersebut dapat digunakan dengan dua cara, yaitu homolog dan heterolog. Vaksin homolog berarti jenis vaksin booster yang digunakan sama dengan jenis vaksin saat suntikan dosis pertama dan kedua. Sedangkan, heterolog artinya vaksin booster yang digunakan berbeda jenis dengan vaksin pada suntikan pertama dan kedua.

Dari lima vaksin yang mendapat izin, yang bersifat homolog meliputi CoronaVac (Sinovac), AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.

Adapun yang berjenis vaksin heterolog yakni Moderna dan Zifivax. Vaksin Moderna bisa dipakai untuk mereka yang sebelumnya mendapatkan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, serta Johnson&Johnson. Sedangkan, Zivifax dapat dikombinasi dengan Sinovac dan Sinopharm.

Pilihan Vaksin Booster

Dengan ketentuan tersebut, BPOM merekomendasikan penerima vaksin Sinovac pada dosis pertama dan kedua bisa memilih booster dengan vaksin Sinovac atau Zifivax. Sedangkan, penerima vaksin primer Sinopharm hanya bisa digabung dengan dosis tambahan vaksin Zifivax.

Kemudian, penerima vaksin dosis satu dan dua AstraZeneca bisa menggunakan booster dengan jenis vaksin AstraZeneca atau Moderna. Kemudian penerima vaksin Pfizer pada dosis pertama dan kedua dapat menggunakan dosis tambahan Pfizer atau Moderna.

Selanjutnya, penerima vaksin primer Moderna hanya bisa disuntik booster dengan vaksin Moderna. Sedangkan, penerima vaksin primer Johnson&Johnson hanya bisa booster dengan Moderna.

Nantinya, vaksin booster dengan jenis Moderna akan diberikan sebanyak setengah dosis. Selebihnya, vaksin booster dengan jenis lain akan diberikan dengan dosis penuh.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, hasil pengujian vaksin Sinovac menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi 21 sampai 35 kali pada orang dewasa. Adapun, efek samping yang ditimbulkan bersifat lokal.

“Reaksi bersifat lokal seperti nyeri di bekas suntikan, sedangkan keparahannya grade 1 dan 2,” kata Penny.

Hasil pengujian vaksin Pfizer juga menunjukkan peningkatan titer antibodi sebesar 3,3 kali usai sebulan mendapatkan booster. Adapun efek vaksin ini adalah nyeri, sakit kepala, nyeri otot, hingga demam.

Sedangkan vaksin AstraZeneca mampu meningkatkan titer antibodi sebesar 3,5 kali usai diberikan. Adapun efek samping vaksin ini mayoritas masih bersifat ringan. “Sebanyak 55% ringan dan 37% efek sedang,” kata Penny.

Adapun, booster diperlukan untuk mempertahankan efikasi vaksin dalam melawan Covid-19. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) uang menyarankan adanya tambahan vaksinasi.

Vaksinasi dosis ketiga akan diutamakan kepada kelompok prioritas. “Didahulukan kepada populasi yang berisiko tinggi seperti lansia, tenaga kesehatan, baru setelahnya ke masyarakat umum,” ujar Penny.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...