Kronologis Tujuh Hari Pencarian Eril hingga Dinyatakan Meninggal Dunia
Keluarga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi menyatakan Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril meninggal dunia. Pengumuman kabar duka ini setelah pencarian Eril selama tujuh hari tak membuahkan hasil.
Peristiwa hilangnya putra sulung Ridwan ini bermula pada Kamis (26/5) siang, ketika Eril sedang berenang bersama adiknya Camillia Laetitia Azzahra dan temannya di Sungai Aare, Bern, Swiss. Eril yang merupakan perenang ulung, terseret arus sungai yang deras.
Eril berada di Swiss ditemani keluarganya untuk mencari perguruan tinggi jenjang S2. Sementara itu, Ridwan Kamil berada di Inggris melakukan perjalanan dinas luar negeri bersama dengan delegasi lainnya dari Jawa Barat. Mendengar kabar putranya, Ridwan bergegas pergi ke Swiss.
Menurut penjelasan kepolisian Swiss, Eril mengalami situasi darurat ketika berenang di sungai tersebut. Sejak menerima laporan orang hilang, polisi dan tim SAR bersama keluarga terus berupaya keras untuk menemukan pemuda berusia 22 tahun itu.
Tujuh Hari Pencarian Eril Menyusuri Sungai Aare
Pada hari pertama hilangnya Eril, KBRI Bern langsung menuju lokasi pelaporan, di Eichholz dan Marzili. KBRI mendapat kabar hilangnya Eril pada Kamis (26/5) pukul 11.24 waktu setempat, atau sekitar pukul 17.24 WIB.
Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Darmansyah Hadad, menyatakan pihaknya bertemu pihak keluarga pada pukul 12.00 siang waktu setempat. Ia menuturkan bahwa sungai tersebut adalah tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi. "Jadi memang ada polisi sungai karena Sungai Aare ini populer terutama pada musim semi dan musim panas serta musim libur sekolah," kata Muliaman dalam konferensi pers Sabtu (28/5).
Lima belas menit pertama setelah menerima laporan, tim SAR setempat menggunakan pesawat nirawak (drone) surveillance yang dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi panas tubuh. Muliaman menjelaskan kala itu suhu air di Sungai Aare sekitar 16 derajat Celcius dan arusnya cukup kuat. Pencarian berlangsung enam jam dan dihentikan lantaran hari sudah mulai gelap.
Pada hari kedua atau Jumat (27/5), tim SAR memperluas area deteksi pencarian Eril hingga 15 km dari area Sungai Aare. wilayah ini mencakup Jembatan Tiefenau hingga pintu air Wohlensee.
Tim penyelam juga dilibatkan dalam pencarian bawah air. Pencarian dimulai di lokasi awal kehilangan kontak dan menyusuri sisi sungai sepanjang tujuh kilometer hingga arah hilir.
Pada hari ketiga atau Sabtu (28/5), pencarian dimulai pukul 8.30 pagi. Daerah Wohlensee yang berada delapan kilometer dari Sungai Aare menjadi fokus pencarian. Polisi Maritim Bern menerbangkan drone secara rendah di sepanjang tepian sungai Aare, bersama dengan regu penyelam yang mencari di bawah air.
Muliaman mengatakan, penyelam kesulitan mencari Eril karena air Sungai Aare. Ini disebabkan masuknya air dari salju yang meleleh di pegunungan. "Biasanya salju yang meleleh itu menghasilkan kristal berwarna putih yang kadang membuat warna air itu agak keruh dan menyulitkan penyelaman," kata Muliaman.
Sungai Aare ini berhulu dari dataran tinggi Pegunungan Alpen wilayah Bern dan bermuara di Sungai Rhine. Sungai Aare sepanjang 295 kilometer itu, juga melintasi wilayah Ibu Kota Swiss, Bern.
Pada hari keempat atau Minggu (29/5), fokus pencarian berpindah ke dua pintu air terdekat di mana Eril terakhir terlihat, yakni Schwellenmaetteli dan Engehalde.
Pada sesi pencarian pagi hari, kepolisian setempat mengerahkan kapal yang dilengkapi teropong untuk memantau situasi bawah air.
Mereka berfokus pada wilayah yg dinilai potensial, yakni Marzili. Sorenya, barulah area pencarian bergeser di antara pintu air Schwellenmaetteli dan Engehalde.
Pada hari kelima atau Senin (30/5) pagi, Ridwan Kamil beserta Muliaman menerima kunjungan Walikota Bern Alec Van Graffenried. Dalam pertemuan ini, Mayor Graffenried menyatakan simpati dan menunjukkan dukungan dalam pencarian Eril.
Selain bertemu Mayor Graffenried, pasangan ini juga bertemu dengan seorang penduduk Bern yang membantu Zara, adik perempuan Eril, serta temannya ke daratan.
Adapun Tim SAR menggunakan perahu pencari dengan rute secara zig-zag. Tiap perahu diisi oleh tiga orang yang terdiri dari satu orang pengemudi perahu, dan dua orang lainnya menggunakan teropong yang bisa melihat ke kedalaman. Area cakupannya pun meluas dari Eichholz hingga Wohlensee.
Pada hari keenam atau Selasa (31/5), berbagai komunitas lokal membantu pencarian Eril di Sungai Aare. Tercatat bantuan datang dari Klub Pendayung, Klub Pemancing, dan komunitas berkebun.
Tidak tinggal diam, Ridwan Kamil pun turut melakukan usaha mandiri dalam mencari putranya. Ia menyusuri rute darat dan perairan di sepanjang bantaran Sungai Aare yang masih relatif aman untuk dijelajahi manusia.
Ketika itu kondisi cuaca di kota Bern diprediksi akan hujan, dengan badai terjadi pada area pegunungan. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi keadaan air di sungai Aare. Sehingga, keputusan untuk melibatkan penyelam tergantung kondisi alam.
Pada hari ketujuh atau Rabu (1/6), orang tua Eril masih terus menyusuri tepian Sungai Aare untuk memeriksa tempat-tempat yang potensial. Beberapa rute perjalanan baik darat maupun perairan yang dapat ditempuh secara aman. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Pada hari kedelapan atau Kamis (2/6), pencarian dilanjutkan dengan mengerahkan patroli darat, patroli perahu, dan penerbangan pesawat nirawak (drone).
Pada hari kedelapan pencarian, penyelam tidak dapat dikerahkan karena pertimbangan derasnya arus Sungai Aare. Fokus pencarian hari itu adalah di area Marzili hingga pintu air Engehalde, serta patroli di area mulai Schwellenmaetelli hingga Wohlensee.
“Upaya pencarian intensif akan terus dilanjutkan besok Jumat (3/6) dengan tambahan dukungan anjing pelacak,” kata KBRI Bern.
Ridwan Kamil dan Atalia Ikhlaskan Kepergian Eril
Pihak keluarga Ridwan Kamil telah resmi menyatakan Eril meninggal dunia pada Jumat (3/6). Baik Ridwan Kamil dan Atalia Praraya pun sudah kembali ke Tanah Air.
Meski begitu, proses pencarian Eris masih dilanjutkan. Kini, pemantauan pencarian Eril di Swiss diwakilkan oleh adik Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzzaman.
Atalia menyampaikan perpisahannya dengan Eril dalam unggahan di akun Instagramnya pada Kamis (2/6). Ia juga memposting fotonya bersama sang suami dan putri mereka, Camillia Laetitia Azzahra sedang duduk di tepian Sungai Aare.
"Di sungai Aare yang luar biasa indah dan cantik ini, mamah lepaskan kamu untuk kita bertemu lagi cepat atau lambat," kata Atalia dalam unggahannya, Kamis (2/6).
Ia berharap Eril dijaga oleh Tuhan Yang Maha Esa dan mendapatkan limpahan kasih sayang. Tak hanya itu, ia menyampaikan kota Bern akan selamanya terkoneksi dengan keluarga tersebut.
"Doa terbaik mamah dalam setiap helaan napas," katanya.