Gojek Pimpin Suntikan Modal ke Startup Social Commerce Segari Rp 226 M
Startup social commerce Segari mendapatkan pendanaan seri A senilai US$ 16 juta atau Rp 226,8 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh perusahaan modal ventura besutan Gojek, Go-Ventures.
Selain Gojek, sejumlah investor lainnya juga terlibat, di antaranya Susquehanna International Group (SIG), Alfamart, Gunung Sewu Group, dan Intrinity Capital. Adapun investor yang terlibat dalam pendanaan tahap awal atau existing investor, yakni BEENEXT, AC Ventures dan Saison Capital.
Partner Go-Ventures Aditya Kamath mengatakan perusahaan menyuntikkan modal kepada Segari karena startup social commerce itu menunjukan pertumbuhan bisnis yang siginifikan selama pandemi.
"Semakin banyak konsumen yang beralih ke pembelian online, terutama belanja kebutuhan sehari-hari mereka. Ini membuat Segari tumbuh dengan sangat cepat dan tetap mempertahankan unit ekonomi terbaik pada sektor ini," katanya dalam siaran pers pada Selasa (7/9).
CEO Segari Yosua Setiawan mengatakan, perusahaan akan memanfaatkan dana segar dari Gojek dan investor lainnya untuk memperkuat infrastruktur. "Agar konsumen bisa menerima bahan makanan berkualitas dengan lebih cepat dan biaya yang lebih murah," kata Yosua.
Selain itu, Segari juga berencana memperkuat dan menambah tenaga kerja atau tim di berbagai bidang. "Kami tambah tim di operasional, teknologi, dan marketing," ujarnya.
Segari didirikan Yosua Setiawan pada 2020. Sebelum mendirikan Segari, Setiawan bekerja di Boston Consulting Group dan unicorn Traveloka. Pendiri lainnya yakni Farand Anugerah menjabat sebagai COO, dan Farandy Ramadhana sebagai CTO.
Dalam waktu kurang dari 12 bulan berdiri, Segari memenuhi kebutuhan pokok di pangsa pasar DKI Jakarta. Segari juga berhasil meningkatkan jumlah pengguna, pesanan, dan pendapatannya lebih dari 20 kali lipat.
Segari menjalankan skema bisnis social commerce dengan cara memanfaatkan teknologi dan menjaring komunitas. Tujuannya agar menyederhanakan rantai distribusi kebutuhan pokok.
Segari juga menjaring mitra petani dari Jawa dan Sumatera. Kemudian, startup tersebut memanfaatkan desentralisasi gudang.
Pengguna Segari kemudian bisa mengakses berbagai produk, seperti kebutuhan pokok, sayur, buah, daging melalui platform. Segari mengklaim, produk-produk tersebut bisa tersalurkan dari petani ke konsumen dalam waktu 15 jam.