Elon Musk Diikuti 94 Juta Follower Twitter, Tapi Mayoritas Akun Bodong

Fahmi Ahmad Burhan
20 Mei 2022, 14:51
Elon Musk, Twitter
BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (kiri) dengan Elon Musk (kanan) meninjau lokasi fasilitas produksi roket Space X di pabrik produksi Space X, Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/05/2022).

Dua kelompok peneliti yakni SparkToro dan Followerwonk mengungkapkan bahwa 73% dari 93 juta pengikut Twitter orang terkaya di dunia, Elon Musk merupakan akun palsu atau spam. Maraknya akun palsu atau bodong itu menjadi masalah tahunan Twitter dan membuat Musk menunda pembelian platform media sosial itu.

SparkToro dan Followerwonk meneliti dengan menggunakan sistem 17 sinyal peringatan. Ini berdasarkan algoritma yang dijalankan melalui 35.000 akun Twitter palsu yang dibeli oleh SparkToro dan 50.000 akun yang ditandai oleh tim sebagai bukan spam.

SparkToro dan Followerwonk menganalisis hampir 100 juta pengikut Musk. Dalam penelitian, apabila salah satu pengikut Musk ditandai karena beberapa sinyal spam, mereka menilainya sebagai kualitas rendah atau palsu.

Peneliti SparkToro Rand Fishkin mengatakan pihaknya akan memberikan nilai tergantung pada algoritma. Misalnya, akun yang lebih tua atau yang lebih banyak mencuit mungkin memiliki ambang batas yang lebih tinggi, dibandingkan akun yang lebih baru dengan sedikit cuitan.

Metrik lain yang digunakan tim termasuk usia akun Twitter. Mereka melihat berapa banyak cuitan yang dibuat dalam jangka waktu yang lama.

"Kami mempertimbangkan aktivitas pengikut seperti keteraturan menulis konten, menggunakan aktivitas di timeline, atau terlibat dalam ekosistem Twitter," ujar Fishkin dikutip dari Business Insider, pada Kamis (19/5).

Hasilnya, 73% pengikut Musk yang diteliti ternyata memiliki kata kunci yang berhubungan dengan spam di profil mereka. Kemudian, 71% pengikut menggunakan lokasi yang tidak cocok dengan nama tempat yang diketahui.

Ada 41% dari akun pengikut Musk yang menggunakan nama tampilan yang cocok dengan pola spam. Sementara, 69% akun pengikut juga tidak aktif selama lebih dari 120 hari.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...