Pendiri Twitter Minta Maaf soal PHK, Mantan Pekerja Saling Dukung
Setelah bos Tesla dan CEO SpaceX Elon Musk mengambil alih Twitter pada 28 Oktober, sebanyak 3.700 pekerja dipecat pada Jumat (4/11). Salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey meminta maaf karena mengembangkan perusahaan "terlalu cepat".
“Saya sadar banyak yang marah kepada saya. Saya memiliki tanggung jawab mengapa semua orang berada dalam situasi ini: Saya mengembangkan ukuran perusahaan terlalu cepat. Saya minta maaf untuk itu,” tulis cuitan Dorsey.
Pada 30 Juni 2013, tak lama sebelum perusahaan media sosial itu go public, Twitter memiliki sekitar 2.000 karyawan. Kemudian pada akhir tahun lalu, perusahaan melaporkan lebih dari 7.500 karyawan tetap.
Setelah pemecatan ini, karyawan yang bertahan dan mantan karyawan Twitter saling mendukung satu sama lain. “Sungguh memilukan melihat berita di timeline Twitter, media, LinkedIn, dan lainnya. Namun, juga mengharukan melihat bagaimana Tweep dan mantan Tweep bersatu satu sama lain,” kata mantan pekerja Twitter Cipluk Carlita dalam postingannya di LinkedIn, dikutip Senin (7/11).
Ia mengatakan bahwa karyawan Twitter yang bertahan dan mantan karyawan Twitter bersatu dengan menawarkan informasi, lowongan pekerjaan, atau hanya saling mendengarkan.
Cipluk sebelumnya menjabat sebagai Head of Communications Asia Tenggara di Twitter. Namun, karirnya selama 7,5 tahun bersama Twittter harus kandas akibat PHK.
Meski begitu, ia mengatakan perjalanannya tidak akan berakhir seperti ini. “Twitter akan selalu memiliki tempat khusus di hati saya,” ujarnya.
Menurutnya, Twitter bukan hanya tempat untuk bekerja, tetapi juga untuk belajar sesuatu yang baru setiap hari dan menciptakan persahabatan seumur hidup. “Twitter is not a place. It’s the people,” kata Cipluk.
Elon Musk mengatakan alasan dia mengambil langkah PHK karena Twitter merugi lebih dari US$4 juta per hari.
Setiap orang yang keluar akan mendapatkan tiga bulan pesangon. "Lebih banyak 50% dari yang diwajibkan secara hukum," tambah Musk.
Reuters melaporkan jumlah PHK ini merupakan 50% dari jumlah keseluruhan karyawan yang bekerja di perusahaan yang telah berdiri selama 16 tahun.
Berdasarkan unggahan Twitter para staf perusahaan yang dikutip Reuters, PHK terjadi kepada banyak divisi, dari divisi komunikasi, tim pengelola moderasi konten, hak asasi manusia dan etika pembelajaran mesin.
"Twitter mengalami penurunan pendapatan yang besar, karena kelompok aktivis menekan pengiklan, meskipun tidak ada yang berubah dengan moderasi konten dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis," tulis Musk dalam cuitan lainnya.
Sebelumnya Musk juga dikabarkan mengarahkan tim Twitter untuk melakukan penghematan biaya infrastruktur tahunan hingga US$ 1 miliar atau setara Rp 15,7 triliun. Kini, dia tercatat sebagai CEO dan direktur satu-satunya.
Pada hari pertamanya setelah membeli Twitter, Musk langsung memecat CEO Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, serta Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde. Musk menuduh ketiganya menyesatkan dirinya dan investor Twitter terkait jumlah akun palsu.