Kisah Sukses Ermey Trisniarty, Pemilik Dapur Cokelat Berawal dari Hobi
ZIGI – Buat kamu yang gemar menikmati camilan aneka cokelat, pastinya sudah sering dong mendengar brand Dapur Cokelat. Perusahaan yang sudah eksis selama 20 tahun ini didirikan oleh seorang perempuan pekerja keras bernama Ermey Trisniarty.
Belum lama ini, perempuan berusia 46 tahun tersebut menceritakan jatuh bangunnya mendirikan Dapur Cokelat hingga sukses seperti sekarang. Seperti apa kisah inspiratif seorang Ermey Trisniarty dalam membangun usahanya tersebut? Simak sampai habis ya.
Baca juga: Kisah Sukses Rizky Arief Membangun Bisnis Parfum HMNS
Dapur Cokelat Berawal dari Hobi Ermey Trisniarty
Ermey Trisniarty yang lahir di Jakarta, 2 Mei 1975 merintis usahanya di bidang cokelat sejak tahun 2001 silam. Ia memilih mendirikan Dapur Cokelat karena kenangan masa kecil dan juga berawal dari hobinya.
Ermey Trisniarty adalah anak ketiga dari 7 bersaudara yang tumbuh berkat kasih sayang orangtuanya dan sang tante yang memiliki usaha menjahit. Dari lingkungan itulah, kreatifitasnya mulai terbentuk dengan sering membuat pernak-pernik seperti kantong kecil hingga kain perca.
Dikutip dari buku Dapur Cokelat Bercerita karya Asteria Elanda dan konferensi pers perayaan 20 tahun Dapur Cokelat beberapa waktu lalu, nyaris setiap momen di hidup Ermey tidak jauh dari hal-hal yang berbau cokelat. Bahkan, ia telah mencicipi beragam cokelat ikonik di masa kecil mulai dari cokelat payung, cokelat bergambar ayam, wafer Superman, dan lain-lain.
"Bagaikan punya sentuhan magis, cokelat selalu membuat hati saya senang. Sampai-sampai di bawah bantal di kamar tidur saya selalu ada simpanan cokelat," ungkap Ermey Trisniarty dikutip dari Suara.com, Senin, 11 Oktober 2021.
Ermey menambahkan, cara unik menyimpan cokelat tersebut sangat sedikit orang yang tahu, termasuk mereka yang tinggal bersamanya. Menurutnya, rahasia tersebut mampu membuat tidurnya lebih nyenyak.
Pendidikan Ermey Trisniarty
Pada tahun 1994, Ermey Trisniarty sudah berniat untuk masuk jurusan pastry di National Hotel Institue (NHI). Ia mengingat momen ketika diantar oleh sang ayah ke Bandung demi mengenyam pendidikan idamannya tersebut.
Setelah perkuliahan mulai berjalan, Ermey mengaku mulai mendapat mata kuliah tentang cokelat di semester dua yang membuatnya semakin antusias untuk belajar. Lebih dari mengerjakan tugas kuliah, waktu luang Ermey sering dimanfaatkan untuk membuat aneka kudapan kue cokelat, baik di rumah maupun di tempat kos.
Karena kecintaannya terhadap cokelat, Ermey mulai berani menjual beraneka ragam kue cokelat buatannya meski modalnya meminjam uang dari sang ayah. Hebatnya, ia sukses mengembalikan uang pinjaman tersebut sampai mampu membeli handphone keluaran terbaru pada zamannya.
Sejumlah kue yang menjadi best seller ketika itu antara lain potongan cokelat berisi kacang dan campuran cokelat putih berisi potongan cherry. Sampai pada akhirnya, keinginan Ermey untuk bisnis di bidang cokelat semakin tak terbendung hingga sukses membuat Dapur Cokelat.
Ermey Trisniarty Mendirikan Dapur Cokelat
Berkat kegigihan dan dukungan penuh dari suaminya, Okky Dewanto, Ermey Trisniarty mulai memberanikan diri membuka toko cokelat. Toko pertamanya berlokasi di Jakarta Selatan yang diberi nama Toko Cokelat, hingga di kemudian hari toko inilah yang disebut sebagai Dapur Cokelat.
Melansir dari laman resmi Dapur Cokelat, awal mula perusahaan ini berdiri dimulai dengan visi dan semangat untuk menciptakan kue dan kue kering yang luar biasa. Bisnis ini dirintis sebagai perusahaan paruh waktu berbasis rumahan.
Namun setelah bertahun-tahun, Ermey Trisniarty berhasil mengubah bisnis rumahan tersebut menjadi perusahaan yang saat ini memiliki lebih dari dua puluh gerai penjualan ritel di beberapa kota besar di Indonesia. Kantor pusat perusahaan Dapur Cokelat kini berlokasi di Serpong, Tangerang.
Sebagai sebuah perusahaan besar, Dapur Cokelat juga mempunyai filosofi yang menjadi pijakan bergerak, lho guys. Filosofi Dapur Cokelat didasarkan pada keyakinan bahwa produk-produk inovatif cokelat dan kue unggul dapat berhasil dipasarkan kepada pelanggan yang semakin beragam dengan tetap terjangkau untuk dinikmati semua orang.
“Seiring berkembangnya DAPUR COKELAT, impian kami tetap sama. Konsep untuk desain toko kami juga tetap tidak berubah. Kami ingin Anda, pelanggan setia kami, merasa senyaman di toko kami seperti di rumah sendiri,” demikian kata Dapur Cokelat.
Perjuangan Ermey Trisniarty Hadapi Pandemi Covid-19
Pandemi COVID-19 yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan turut menyebabkan Dapur Cokelat kesulitan. Ermey Trisniarty bahkan terpaksa harus merumahkan 30 hingga 40 karyawannya. Ia mengaku sempat tidak bisa tidur selama tiga hari karena harus menyampaikan keputusan berat tersebut.
"Saat itu 2020 lalu, saat usia Dapur Cokelat berusia 19 tahun, dipaksa berinovasi menghadapi dua badai besar, salah satunya dipaksa beralih ke platform digital," ucap Ermey.
Meski dihantam pandemi, Ermey masih bisa bertahan dengan berinovasi salah satunya membentuk produk cokelat siap masak yaitu Pemix yang dilengkapi resep asli Dapur Cokelat. Produk terbaru ini lahir karena banyak pelanggan yang takut keluar rumah, termasuk ke toko Dapur Cokelat.
"Akhirnya kita juga riset cara makan kue tetap safety dengan cara buatan sendiri di rumah. Resepnya tetap dari Dapur Cokelat," tutur Ermey.
Prestasi Ermey Trisniarty dengan Dapur Cokelat
Berkat kesuksesan Dapur Cokelat, Ermey Trisniarty berhasil menyabet sejumlah penghargaan salah satunya sebagai inspirasi kartini modern hingga perempuan inspirasi Indonesia 2019, versi IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia). Kemudian pada tahun 2019 Ermey dipercaya menjadi official partner open house Istana Negara Republik Indonesia.
Masih di tahun 2019, Dapur Cokelat juga ditunjuk sebagai official partner HUT ke-74 di Istana Negara. Sampai pada akhirnya, Dapur Cokelat menjadi langganan Istana Negara terutama saat ada tamu negara dari dalam dan luar negeri.
"Selain kisah di Istana, ada juga pengalaman berangkat ke luar negara mewakili Indonesia untuk pemeran cokelat di Paris 2017 dan membawa beragam cokelat motif batik," kenang Ermey Trisniarty, pemilik Dapur Cokelat.
Baca juga: Kisah Sukses Babah Alun, Pengusaha Jalan Tol Punya Rp1 Miliar Per Hari