Harapan Sarah Gilbert, Penemu AstraZeneca Usai Dijadikan Boneka Barbie
ZIGI – Sarah Gilbert terus mendapat berbagai penghargaan dan apresiasi atas dedikasinya dalam menemukan vaksin Covid-19, AstraZeneca. Ilmuan asal Inggris bernama lengkap Dame Sarah Catherine Gilbert ini diabadikan dalam figur boneka Barbie.
Diproduksi oleh Mattel, Inc, Sarah Gilbert sempat merasa aneh setelah melihat dirinya dalam bentuk boneka. Meski begitu, dia memiliki harapan tinggi agar mata anak-anak muda lebih terbuka pada profesi di bidang sains. Berikut penjelasan soal Sarah Gilbert, penemu vaksin AstraZeneca yang dijadikan boneka Barbie.
Baca juga: Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia di Balik Vaksin AstraZeneca
Potret Sarah Gilbert Dijadikan Boneka Barbie
Sarah Gilbert bersama para peneliti vaksin virus corona dan sejumlah tenaga medis Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris mendapat sambutan meriah dengan standing ovation saat menyaksikan turnamen tenis Wimbledon yang digelar Juli 2021 lalu.
Sebagai bentuk penghormatan lainnya, Sarah Gilbert juga mendapat ucapan terima kasih yang terpampang di Henman Hill. Sosok Gilbert memang terus mendapat apresiasi atas dedikasinya yang luar biasa dalam penelitian vaksin AstraZeneca.
Kini, Sarah Gilbert diabadikan dalam figur boneka Barbie sebagai bentuk penghargaan. Terlihat boneka Barbie dengan wajahnya tampak anggun mengenakan setelan berwarna biru navy serta blus putih. Boneka itu juga menambahkan detail dengan kacamata dan rambut pirang.
Lisa McKnight, selaku senior vice president dan global head perusahaan pembuat mainan Barbie yakni Mattel, Inc mengungkapkan bahwa keputusan mengabadikan Sarah Gilbert ini juga sebagai bentuk cerita dan inspirasi kepada generasi muda tentang perjuangan melawan pandemi.
"Barbie menyadari bahwa semua tenaga kesehatan yang berada di garda depan (penanganan Covid-19) telah berkorban luar biasa saat berjuang melawan pandemi. Kami ingin berbagai cerita mengenai perjuangan mereka. Mereka akan menginspirasi generasi berikutnya saat generasi tersebut mengambil alih estafet perjuangan pahlawan-pahlawan ini," kata Lisa McKnight yang dilansir dari The Guardian, Jumat, 6 Agustus 2021.
Harapan Sarah Gilbert Usai Diabadikan Sebagai Boneka Barbie
Lebih lanjut, Sarah Gilbert mengaku sempat merasa aneh saat pertama kali melihat sosoknya dipajang di toko-toko mainan. Tapi wanita yang merupakan pemimpin dalam pengembangan vaksin Covid-19 di Universitas Oxford ini berharap hal ini bisa menginspirasi gadis-gadis muda untuk bekerja di bidang Sains, Teknologi, Tekni dan Matematika (Stem).
"Saya bersemangat untuk menginspirasi generasi gadis berikutnya ke dalam karier Stem. Saya berharap anak-anak yang melihat Barbie saya menyadari betapa pentingnya karier dalam sains untuk membantu dunia di sekitar kita," ungkap Sarah Gilbert.
Selain Sarah Gilbert yang sudah berjasa dalam penemuan vaksin AstraZeneca, Mattel, Inc sebelumnya juga sudah menciptakan boneka Barbie sosok lima wanita lain yang juga bekerja di bidang Stem sebagai bentuk penghormatan.
Wanita-wanita itu adalah perawat asal Brooklyn Amy O’Sullivan, dokter asal Las Vegas, Audrey Cruz, dokter dan penulis asal Kanada Chika Stacy Oriuwa, peneliti biomedical asal Brasil, Jaqueline Goes de Jesus serta dokter asal, Australia Kirby White.
Dikutip dari Katadata.co.id, Sarah Gilbert memulai pembuatan vaksin Covid-19 setelah membaca laporan tentang pasien dengan penyakit pneumonia aneh di Tiongkok pada 2019 lalu. Sejak itu, Gilbert merasa dirinya perlu mempercepat penelitian seiring dengan angka kematian virus corona yang semakin tinggi setiap harinya.
Dalam pengembangan ini, Sarah Gilbert bekerja sama dengan sejumlah peneliti dari Universitas Oxford. Pada Maret 2020, vaksin Covid-19 ini diuji coba pada hewan lalu sebulan kemudian diberikan pada manusia. Di bulan yang sama yakni April 2020, Sarah Gilbert mengumumkan vaksinnya tersedia pada September 2020.
Hingga akhirnya, setelah melakukan berbagai uji coba vaksin tersebut diproduksi oleh AstraZeneca. Pada 30 Desember 2020, vaksin ini disetujui dalam program vaksinasi pemerintah Inggris dan mulai diberikan ke warganya pada 4 Januari 2021. Sarah Gilbert menjadi salah satu pemegang hak paten bersama enam ilmuan lainnya, termasuk Carina Joe asal Indonesia.
Baca juga: Carina Joe, Pemilik Hak Panten Vaksin AstraZeneca Asal Indonesia