Pemerintah Masih Optimistis Target Pertumbuhan Tercapai

Aria W. Yudhistira
10 April 2015, 15:51
Katadata
KATADATA
Pemerintah tetap mengadalkan konsumsi masyarakat karena selama kuartal I-2015 penyerapan belanja negara masih di bawah target.

KATADATA ? Pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi akan mencapai target sebesar 5,7 persen pada tahun ini. Meskipun sejumlah lembaga keuangan menilai Indonesia akan kesulitan mencapai pertumbuhan ekonomi seperti yang ditargetkan.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah masih mengandalkan konsumsi domestik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

?Ini mungkin lebih banyak (didorong) oleh konsumsi rumah tangga. Kami pahami secara global pun terjadi pelemahan,? ujarnya seusai rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), di kantornya, Jakarta, Jumat (10/4).

(Baca: Target Pertumbuhan 5,7 Persen Akan Sulit Tercapai)

Menurut dia, mau tak mau pemerintah tetap mengadalkan konsumsi masyarakat karena selama kuartal I-2015 penyerapan belanja negara masih di bawah target. Alhasil, program infrastruktur yang ingin digenjot pemerintah pun belum dapat dilaksanakan. Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan, tingkat penyerapan APBN-P pada kuartal I masih 18,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai kinerja perekonomian Indonesia selama kuartal I masih belum menunjukkan perbaikan dibandingkan pada 2014. Secara global, perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) tidak diikuti oleh negara lain.

?Secara umum, kami melihat kondisi pada 2015 ini kurang lebih sama dengan 2014. Belum menunjukkan suatu perbaikan yang berarti,? tutur dia.

(Baca: Perlambatan Ekonomi Dinilai Tak Ganggu Penerimaan Pajak)

Kondisi ini dapat berdampak pada kinerja ekonomi Indonesia, terutama yang berasal dari kegiatan perdagangan internasional. Apalagi mayoritas produk ekspor Indonesia merupakan barang komoditas yang harganya sedang turun di pasar global.

Meski begitu, dia berharap ekonomi tetap mampu tumbuh mencapai 5,4 persen-5,8 persen pada akhir tahun.

Dari sisi neraca perdagangan, Agus menyampaikan, defisit dari sektor minyak dan gas bumi (migas) menunjukkan adanya perbaikan. Sementara dari sektor nonmigas tetap menurun karena tren pelemahan harga komoditas. ?Defisit transaksi berjalan ada perbaikan di perdagangan migas. Saya nggak bisa sebutkan angkanya.?

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 5,2 persen pada tahun ini. Perlambatan ekonomi global ikut memengaruhi kinerja perekonomian Indonesia. Ditambah dengan turunnya harga sejumnlah komoditas, terutama harga minyak dunia membuat penerimaan dari sektor ini ikut turun.

(Baca: 2015, Pertaruhan Pemerintah di Sektor Pajak)

Kondisi ini, dalam perhitungan Bank Dunia dapat mengganjal upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk, untuk menggerakkan proyek infrastruktur seperti yang dicanangkan pemerintah.

Dengan situasi perekonomian yang kurang menguntungkan pada tahun ini, Bank Dunia memperkirakan perekonomian pada tahun depan pun akan berat. Lembaga ini memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 akan berkisar sebesar 5,5 persen. ?Itu pun butuh upaya keras untuk tumbuh 5,5 persen,? kata ekonom utama Bank Dunia Ndiame Diop beberapa waktu lalu. 

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...