Pertamina Targetkan Penemuan Cadangan Migas 90 Juta Barel Tahun Ini
KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menargetkan dapat menemukan cadangan minyak dan gas bumi (migas) baru hingga 90 juta barel setara minyak (MMBOE), dari kegiatan eksplorasi tahun ini.
Target ini terdiri dari cadangan minyak sebesar 22 juta barel dan gas bumi sebesar 390 miliar standar kaki kubik (BSCF).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan untuk mengejar target ini, pihaknya akan terus melakukan pencarian sumber migas di beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Pencarian sumber migas yang akan dilakukan oleh anak perusahaan PT Pertamina EP ini untuk menjamin ketersediaan energi nasional.
?Melalui kegiatan eksplorasi, Pertamina EP merencanakan kegiatan survey seismic sepanjang 1.167 kilometer,? ujar Dwi, dalam keterangannya akhir pekan lalu.
Dwi merinci beberapa survei yang akan dilakukan yakni survei Garcinia dan Seremban di area Sumatera Utara, serta survei Karbela dan Selingsing di area Sumatera Selatan. Kemudian survei Akasia Besar di Jawa Barat, survei Lumajang di Jawa Timur, survei Tanjung dan Bunyu di Kalimantan, dan survei Kulapanda di Papua.
Selain kegiatan survei, Pertamina EP juga menargetkan pemboran eksplorasi sembilan sumur migas tahun ini. Sembilan sumur ini terdiri dari lima sumur wildcat dan empat sumur deliniasi.
Sumur wildcat ini merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru. Sedangkan sumur deliniasi bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya.
Dwi mengatakan Pertamina akan terus menunjukkan komitmen untuk memastikan ketersediaan migas energi di Indonesia. Salah satunya dengan terus mencari cadangan migas baru. Pencarian cadangan ini tetap dilakukan meski harga minyak mentah dunia tengah mengalami pergerakan harga yang cukup fluktuatif dan harganya saat ini jauh lebih rendah dari periode tahun 2013 ? 2014.
?Ketahanan energi itu nafasnya ada di penemuan cadangan, kalau tidak dilakukan eksplorasi maka ketahanan energi bisa terganggu. Dan itu yang tidak kami inginkan,? ujar Dwi.