Beberapa Pos Menteri Ekonomi Dinilai Jadi Target Reshuffle

Yura Syahrul
29 Desember 2015, 07:00
Sidang Kabinet
Arief Kamaludin|KATADATA
Sidang Kabinet KATADATA|Arief Kamaludin

KATADATA - Kabar perombakan (reshuffle) kabinet Presiden Joko Widodo semakin santer terdengar di pengujung tahun ini. Selain demi mengakomodasi masuknya partai politik pendukung baru pemerintah, hajatan tersebut juga dikaitkan dengan evaluasi kinerja para menteri saat ini yang dinilai masih belum sesuai harapan.         

Kalau reshuffle dilakukan saat ini, ekonom Agustinus Prasetyantoko menilai, beberapa pos menteri di bidang ekonomi perlu dievaluasi. Yaitu Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.

Advertisement

Pertimbangannya, perekonomian Indonesia pada tahun depan masih menghadapi tantangan yang berat. Pertama, dari sisi keuangan untuk mengamankan penerimaan negara di tengah perlambatan ekonomi nasional. Karena itu, membutuhkan sosok kepemimpinan yang kuat. Kenyataannya, “Menteri Keuangan agak sedikit kurang leadership dalam memberikan arah (kebijakan fiskal),” kata Rektor Universitas Katolik Atma Jaya ini kepada Katadata, Senin (28/12).

Prasetyantoko memahami tugas Bambang di tengah perlambatan ekonomi saat ini sangat sulit. Namun, Bambang seharusnya bisa mengarahkan dan memberikan target makroekonomi yang lebih realistis saat ini.

Kedua, pos Menteri Perindustrian juga berperan penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Makanya, pos ini membutuhkan figur menteri yang memiliki peta jalan yang jelas untuk mencapai tujuan utama, yakni hilirisasi industri. “Kita belum melihat arah industri ini mau dibawa kemana,” tukasnya.

Pengamat ekonomi dari INDEF Enny Sri Hartati juga menilai dua menteri tersebut saat ini kesulitan mencapai target-target yang ditetapkan oleh mereka sendiri. Ia mencontohkan, target pajak yang terlalu tinggi namun tidak dapat direalisasikan. Di sisi lain, penyerapan anggaran tahun ini masih minim. “November saja serapan anggaran masih terlalu kecil, bahkan masih ada Rp 200 triliun mengendap di rekening daerah.”

Adapun terkait evaluasi Menteri Perindustrian, pertumbuhan industri saat ini masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Enny pun menilai, kemampuan Saleh meminimalisir dampak perlambatan industri akhirnya berdampak terhadap terganggunya penyerapan tenaga kerja. “Memang banyak faktor dari perlambatan industri, namun kita harus melihat apakah menterinya memiliki terobosan untuk setidaknya meminimalisir industri yang kolaps atau tidak,” tandasnya.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement