Target APBN 2015 Meleset, Defisit Anggaran Membengkak 2,8 Persen

Yura Syahrul
4 Januari 2016, 02:51
Kementerian Keuangan
Arief Kamaludin|KATADATA
Kementerian Keuangan KATADATA|Arief Kamaludin

KATADATA - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015 banyak yang meleset dari target. Akibatnya, defisit anggaran pun membengkak hingga 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Demi menambal defisit tersebut, pemerintah terpaksa menambah jumlah utang.

Berdasarkan siaran pers Kementerian Keuangan bertajuk “Realisasi Pelaksanaan APBNP Tahun 2015”, Minggu (3/1), realisasi pendapatan negara tahun 2015 mencapai Rp 1.491,5 triliun atau cuma 84,7 persen dari target yang sebesar Rp 1.761,6 triliun. Pendapatan tersebut terdiri atas penerimaan pajak, bea dan cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Dari jumlah tersebut, realisasi penerimaan perpajakan (termasuk bea dan cukai) mencapai Rp 1.235,8 triliun atau 83 persen dari target. Adapun realisasi pajak total gross yang memperhitungkan kas yang dialokasikan untuk restitusi pajak mencapai Rp 1.150 triliun. Sedangkan realisasi pajak netto sebesar Rp 1.055 triliun atau cuma 81,5 persen dari target. “Melambatnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 telah berdampak terhadap penerimaan perpanjakan, terutama pada sektor industri pengolahan dan pertambangan,” seperti tercantum dalam siaran pers tersebut.

Sementara itu, realisasi belanja negara juga meleset. Sepanjang 2015, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.810 triliun atau 91,2 persen dari pagunya dalam APBNP 2015. Belanja negara itu terdiri dari realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.187,1 triliun atau cuma 90 persen dari pagunya.

Rinciannya, belanja kementerian/lembaga negara (K/L) dan non K/L masing-masing sebesar 91 persen dan 88 persen. Tingkat penyerapan belanja K/L itu dipengaruhi oleh terhambatnya penyerapan di awal tahun akibat perubahan nomenklatur K/L. “Realisasinya meningkat signifikan sejak kuartal III.”

Meski begitu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani pernah menyebutkan, belanja pemerintah tahun 2015 bisa melebihi 93 persen. Tingginya penyerapan belanja pemerintah tersebut diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yang cenderung melambat akibat melorotnya belanja konsumsi rumahtangga dan melempemnya ekspor.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...