Jasa Marga Akan Pimpin Induk Usaha Karya
KATADATA - Upaya memperkuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus dilaksanakan. Satu di antaranya, pemerintah akan menyatukan perusahaan-perusahaan pelat merah per sektor, lalu membuat induk usaha yang menaunginya. Satu per satu, rencana yang digagas sejak beberapa tahun lalu itu mulai terwujud.
Dalam peta jalan atau roadmap BUMN, salah satu yang sudah terlihat jelas adalah pembentukan induk usaha atau holding sektor konstruksi jalan tol. Dalam roadmap tersebut, Kementerian BUMN menujuk PT Jasa Marga sebagai holding BUMN sektor ini. Dengan demikian, Jasa Marga akan melakukan konsolidasi dengan perusahaan lainnya, yaitu PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya. Adapun PT Hutama Karya yang juga menggarap jalan tol akan dibiarkan berdiri sendiri karena 100 persen milik negara. (Baca: Pemerintah Targetkan Bentuk Dua Holding BUMN Tahun Ini).
Para BUMN yang bergerak di sektor konstruksi jalan tol ini, baik yang telah membentuk holding maupun yang ditugaskan bergerak sendiri, diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai target yang ditetapkan pemerintah sampai 2019. Terdapat dua proyek utama pembangunan jalan tol yang sedang digenjot, yaitu pembangunan tol Trans Sumatera dan pembangunan tol Jawa.
Secara lebih spesifik, pada 2016 ini, pemerintah mematok satu ruas tol Sumatera dapat digunakan. Sedangakan tahun depan, satu ruas tambahan bisa beroperasi, dilanjutkan dengan empat ruas tol Sumatera lainnya yang akan beroperasi pada 2018. Terakhir, pada 2019 tol Sumatera sudah dapat diselesaikan semua dengan tambahan dua ruas. Sedangkan, dalam pembangunan tol Jawa, pemerintah menargetkan pembangunan yang dimulai tahun lalu sudah selesai seluruhnya pada 2019.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas kabinet pada Senin, 29 Februari 2016, Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan terdapat beberapa induk usaha sektor BUMN yang dibicarakan, di antaranya infrastruktur, perbankan, pertambangan, energi baru dan terbarukan, serta ketahanan energi. Rini menargetkan tahun ini bisa dibentuk dua induk usaha BUMN di sektor konstruksi jalan tol dan pertambangan.
“Yang paling utama, terus terang, memang sektor jalan tol. Karena konstruksi kan juga banyak sekali karya-karya. Kami konsentrasikan lebih dulu ke yang membangun jalan tol,” ujar Rini. Dia menilai holding jalan tol sangat mendesak mengingat banyak program yang sedang dijalankan pemerintah seperti pembangunan jalan tol Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. (Lihat pula: Dengan Rp 14 Triliun, Jasa Marga Akan Bereskan Empat Ruas Tol Ini).