BI Rate Turun 3 Kali, BI Menilai Kebijakannya Belum Efektif

Yura Syahrul
17 Maret 2016, 19:51
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia

KATADATA - Sesuai perkiraan banyak analis dan ekonom, Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen. Kebijakan penurunan bunga acuan ini sudah tiga kali berturut-turut dilakukan bank sentral sejak awal 2016. Namun, BI menilai kebijakan tersebut masih belum efektif untuk menurunkan suku bunga perbanakan.

Selain memangkas BI rate, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI selama dua hari yang berakhir Kamis sore ini (17/3), memutuskan menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75 persen dan Lending Facility menjadi 7,25 persen. Keputusan tersebut sudah memperhitungkan faktor internal dan eksternal yang dinilai sudah membaik.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, BI sudah mempertimbangkan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS),The Federal Reserve, pada Rabu malam, yang mempertahankan bunga acuan (Fed Rate) sebesar 0,25-0,50 persen. Apalagi bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) terus melonggarkan kebijakan moneternya. Kebijakan itu melalui injeksi likuiditas maupun kebijakan bunga acuan negatif.

“Ke depan Dewan Gubernur BI akan lebih berhati-hati menentukan pelonggaran moneter selanjutnya dengan mempertimbangkan penilaian dan prakiraan menyeluruh atas kondisi makroekonomi dan stabilitas keuangan domestik, serta perkembangan ekonomi global,” ujar Tirta.

(Baca: Likuiditas Ketat, GWM dan BI Rate Berpeluang Turun Jadi 6,5 Persen)

Dari dalam negeri, tekanan inflasi pada tahun ini dan 2017 akan terus menurun. Sedangkan neraca dagang pada Januari-Februari surplus US$ 1,14 miliar. Dengan begitu, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan menurun. Selain itu, sejak awal tahun rupiah menguat 3,09 persen ke level Rp 13.372 per dolar AS.

Berdasarkan berbagai penilaian dan pertimbangan itulah, BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 6,75 persen. Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung menambahkan, penurunan BI rate sebanyak tiga kali ini semestinya bisa mendorong perbankan menurunkan bunga kredit dan deposito.

(Baca: Rajin Jual SUN, Pemerintah Antisipasi Rebutan Dana dengan Bank)

Pasalnya, sejak awal tahun penurunan bunga perbankan masih minim. Bunga kredit baru turun 0,04 persen sedangkan bunga deposito hanya menciut 0,07 persen. Padahal, selama Januari-Februari lalu BI rate sudah turun 0,5 persen sedangkan Giro Wajib Minimum (GWM) turun 1,5 persen sejak Desember 2015.

“Jadi masih sangat kecil (penurunan bunga bank). Masih belum efektif,” kata Juda. Karena itu, fokus BI ke depan adalah mendorong transmisi berjalan baik melalui penguatan operasi moneter. “Termasuk menjaga agar term structure-nya konsisten.”

Sejalan dengan keinginan tersebut, BI menurunkan bunga operasi moneter dari rata-rata 5,7 persen. Bunga operasi moneter satu minggu menjadi 5,5 persen, dua minggu sebesar 5,6 persen, dan satu bulan 5,8 persen. Adapun bunga operasi moneter tiga bulan sebesar 6,2 persen, enam bulan 6,45 persen, sembilan bulan sebesar 6,6 persen, dan setahun 6,75 persen. “Jadi term structure konsiten,” ujar Juda.

(Baca: Banjir Dana Asing ke SUN, Rupiah Akan Terus Menguat)

Pada kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berharap bunga perbankan akan segera turun dengan mengacu penurunan BI rate. Dengan begitu, dapat menggerakkan sektor riil dan sektor swasta yang sangat mengandalkan pinjaman bank.

Ia pun menilai, saat ini memang ada ruang bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan karena bank sentral AS diperkirakan tidak menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat ini. "Jadi kami berharap tingkat bunga pinjaman (perbankan) juga ikut turun," katanya di Gedung DPR/MPR, Jakarta.

Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...