Harga Pangan Naik, Kalla: Hadiah Lebaran untuk Petani
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bila ada kenaikan harga pangan nonberas pada Ramadhan dan Lebaran sebenarnya merupakan hadiah bagi petani dan produsen. Hal tersebut dikatakan Kalla usai memberikan kuliah umum pada ulang tahun Perum Bulog di Gedung Oryza, Jakarta, Selasa, 10 Mei 2016.
Kalla memperkirakan ada beberapa harga komoditas pangan yang akan naik selama dua periode tersebut, di antaranya ayam, telur, ikan, dan cabai. Sedangkan untuk bahan pangan pokok seperti beras diprediksi tidak naik secara signifikan. “Biarlah petani mendapatkan hadiah lebaran dengan harga yang baik,” kata Kalla.
Mengenai kemungkinan impor beberapa komoditas pangan untuk menekan harga, Kalla belum memberikan jawaban pasti. Namun satu hal yang dia janjikan yakni pemerintah tidak akan impor beras karena pasokan sudah cukup. (Baca juga: BPS Meramal Deflasi dan Harga Barang Turun Selama 3 Bulan).
Apalagi, kata Kalla mengutip data sebelumnya, harga beras hampir tak pernah bergejolak pada saat Lebaran. Salah satu pemicunya karena masyarakat mengurangi konsumsi beras saat bulan puasa. (Lihat pula: Harga Pangan Terkendali, April Cetak Deflasi Terbesar Sejak 1999).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Machmud mengatakan harga-harga bahan pokok saat ini relatif stabil. Kenaikan hanya terjadi pada komoditas bawang merah. “Tapi saat ini panen bawang sudah terjadi, kami harap harganya dapat ditekan,” ujarnya.
Langkah lain mengerem lonjakan harga bawang merah, pemerintah menyiapkan Bulog untuk memborong hasil panen petani. Targetnya, 23 ribu ton bawang merah, yang kerap berpengaruh signifikan terhadap laju inflasi, dapat terserap. Upaya ini diharapkan menekan permainan harga yang kerap terjadi.
Saat ini, kebutuhan bawang merah mencapai 100 ribu ton per bulan. Apabila Bulog memiliki seperlimanya, hal itu sudah cukup untuk menjaga kestabilan harga komoditas ini. (Baca: Ada Permainan Harga, Bulog Akan Intervensi Tata Niaga Bawang).
Meskipun demikian, rencana ini masih terus dimatangkan. Bulog telah mendata sejumlah sentra utama produsen bawang merah. Dari pendatan itu, 13 titik menjadi target penyerapan hasil panen.
Untuk komoditas lainnya, menurut Musdalifah, pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor 10 ribu ton daging sapi yang dilakukan oleh PT Berdikari. Dia memperkirakan dengan masuknya impor tersebut maka harga daging diperkirakan turun menjadi Rp 80 ribu per kilogram saat lebaran mendatang.